JAKARTA, iNews.id - Apa itu terapi balon berlapis obat untuk penanganan penyumbatan koroner? Terapi ini diklaim dipakai hampir semua rumah sakit di Eropa.
Penyumbatan koroner dapat berasal dari lemak, kalsium, kolesterol, maupun zat-zat lain yang ada dalam darah. Penyumbatan pembuluh darah ini dapat terjadi di sebagian atau keseluruhan aliran darah melalui arteri, bisa berukuran besar dan sedang pada jantung, ginjal, dan kaki.
Baca Juga
Plus-Minus Jalan Kaki Setelah Makan, Termasuk Cegah Penyakit Jantung
Metode penanganan sumbatan pembuluh darah koroner awalnya masih menggunakan stent atau ring jantung. Namun kini telah beralih menggunakan balon berlapis obat atau dalam dunia medis disebut DCB.
Teknik DCB ini cukup populer di negara-negara Eropa, seperti Inggris, Jerman, Prancis, dan Italia. Lantas, seperti apa terapi DCB ini dan benarkah efektif mengatasi penyumbatan koroner?
Baca Juga
Dorong Pencegahan Penyakit Jantung di Indonesia
Apa itu Terapi Balon Berlapis Obat?
Founder Lifestyle Medicine dan Dokter Spesialis Jantung Intervensi di Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital Prof Dasaad Mulijono, menjelaskan, proses pemasangan DCB mirip dengan stent. Kedua tindakan itu dilakukan di ruangan kateterisasi (Cath Lab) dengan anestesi lokal yang dimasukkan melalui tangan atau paha kanan.
"Sumbatan yang ada di koroner akan dibuka menggunakan balon khusus agar sumbatan dapat dikurangi hingga kurang atau sama dengan 30%," ujar Prof Dasaad dalam peryataan resminya, Minggu (10/11/2024).
Baca Juga
Mengenal Bedah Jantung Minimal Invasif, Metode Operasi dengan Sayatan Kecil
Selanjutnya, balon dikembangkan agar obat yang ada pada balon dapat ditempelkan pada dinding pembuluh darah yang tersumbat. Setelah itu, balon ditarik keluar.
"Jadi tidak ada benda asing yang ditinggalkan dalam tubuh pasien," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, obat yang tertinggal di pembuluh darah koroner akan menunjang tubuh pasien untuk menghilangkan sumbatan yang tersisa dan melebarkan pembuluh darah koroner melalui proses yang disebut Positif Remodelling dan Late Lumen Enlargement.