Apa Tujuan Rusia Menaruh Jet Tempur di Biak Papua? Ini Analisis Lengkapnya

2 weeks ago 12

JAKARTA, iNews.id – Belakangan ini, publik dikejutkan oleh isu bahwa Rusia berencana menempatkan pesawat tempurnya di Pangkalan Udara Manuhua, Biak Numfor, Papua. Meskipun Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) telah secara tegas membantah kabar tersebut, spekulasi mengenai apa tujuan Rusia menempatkan jet tempur di Biak Papua tetap mengemuka, terutama di kalangan pengamat militer dan negara-negara tetangga seperti Australia.

Kronologi Isu Penempatan Jet Tempur Rusia di Biak

Isu ini pertama kali mencuat melalui laporan media intelijen pertahanan Amerika Serikat, Janes, pada pertengahan April. Laporan tersebut menyebutkan bahwa Rusia telah mengajukan permohonan resmi kepada Indonesia untuk menempatkan jet tempur dan pesawat intai di Biak, Papua.

Mesir Kutuk Seruan Pemukim Israel untuk Mengebom Masjid Al-Aqsa dan Bangun Kuil Yahudi

Baca Juga

Mesir Kutuk Seruan Pemukim Israel untuk Mengebom Masjid Al-Aqsa dan Bangun Kuil Yahudi

Kabar tersebut sontak memicu reaksi dari Australia. Peter Dutton, tokoh oposisi Australia, mengangkat isu ini dalam kampanye politik, dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles langsung menghubungi Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin untuk meminta klarifikasi.

Indonesia pun segera menepis kabar tersebut.

Waduh! Ukraina Harus Relakan Wilayahnya Direbut Rusia untuk Sepakati Perjanjian Damai

Baca Juga

Waduh! Ukraina Harus Relakan Wilayahnya Direbut Rusia untuk Sepakati Perjanjian Damai

"Laporan tentang pesawat Rusia yang akan beroperasi di Indonesia sepenuhnya salah. Indonesia tidak berniat mengizinkan hal itu," kata Marles, mengutip pernyataan dari Menhan RI.

Mengapa Biak Papua Dianggap Strategis?

Walaupun kabar ini dibantah, pertanyaan tetap muncul: Apa sebenarnya tujuan Rusia menempatkan jet tempur di Biak Papua jika rencana itu benar adanya? Jawabannya berkaitan erat dengan posisi geografis yang sangat strategis.

Rumor Rusia Ingin Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Menhan Australia Telepon Menteri Sjafrie

Baca Juga

Rumor Rusia Ingin Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Menhan Australia Telepon Menteri Sjafrie

Pulau Biak terletak hanya sekitar 1.400 km dari Darwin, Australia, dan sekitar 1.900 km dari pangkalan militer Amerika Serikat di Guam. Posisi ini sangat menguntungkan secara strategis bagi misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian militer.

Matthew Sussex, pakar militer Rusia dari Australian National University, menyatakan bahwa jika Rusia dapat mengakses pangkalan di Indonesia, mereka akan memiliki posisi yang sangat menguntungkan untuk mengamati latihan militer Australia, mengumpulkan informasi dari instalasi militer AS, bahkan menjalankan operasi jarak jauh di kawasan Pasifik.

Kemlu Bantah Kabar Rusia Minta Izin Tempatkan Pesawat Militer di Papua 

Baca Juga

Kemlu Bantah Kabar Rusia Minta Izin Tempatkan Pesawat Militer di Papua 

Hubungan Rusia, China, dan Potensi Ancaman Regional

Sussex juga menyebut bahwa Rusia bisa saja membagi hasil intelijen militernya kepada China, mengingat eratnya hubungan kedua negara tersebut. Hal ini tentu meningkatkan kekhawatiran negara-negara seperti Australia dan Amerika Serikat, mengingat keberadaan Marinir AS di kawasan utara Australia.

Sebelumnya, pada akhir 2017, Rusia pernah menggunakan Biak sebagai pangkalan untuk latihan militer selama lima hari. Saat itu, pesawat pengebom Rusia melakukan misi pengumpulan intelijen, yang membuat jet tempur Australia harus mengubah jalur terbangnya demi alasan keamanan.

Apa Tujuan Rusia Menaruh Jet Tempur di Biak Papua?

Meski belum terbukti kebenarannya, wacana penempatan jet tempur Rusia di Biak Papua membuka mata dunia terhadap pentingnya kawasan ini dalam percaturan militer global. Tujuan strategis utama Rusia jika hal ini benar terjadi kemungkinan besar adalah untuk memperluas jangkauan militernya ke kawasan Indo-Pasifik, memantau aktivitas militer negara-negara Barat, dan memperkuat posisi geopolitik bersama mitra seperti China.

Isu ini juga menunjukkan bahwa Indonesia, dengan posisi geografisnya yang strategis, akan terus menjadi sorotan dalam dinamika politik dan keamanan global. Pemerintah Indonesia diharapkan tetap menjaga prinsip bebas aktif serta menjaga netralitas kawasan dari potensi konflik kekuatan besar dunia.

Editor: Anton Suhartono

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |