Negara Ini Pernah Gratiskan Listrik dan Air untuk Warganya Selama 24 Tahun

8 hours ago 4

JAKARTA, iNews.id - Negara yang pernah menggratiskan listrik adalah Turkmenistan, bahkan mungkin satu-satunya di dunia. Bukan hanya listrik, pemerintah negara Asia Tengah itu juga menggratiskan gas.

Turkmenistan menggratiskan biaya listrik dari tahun 1993, 2 tahun setelah pecahnya Uni Soviet, hingga 2017.

10 Negara yang Aman untuk Bekerja di Luar Negeri, 2 di Antaranya di Asia Tenggara

Baca Juga

10 Negara yang Aman untuk Bekerja di Luar Negeri, 2 di Antaranya di Asia Tenggara

Berdasarkan peraturan saat itu, setiap warga berhak atas 35 kilowatt jam listrik serta 50 meter kubik gas alam setiap bulan.Pemerintah juga menyediakan 250 liter air bersih per hari.

Kebijakan itu diperkenalkan oleh presiden saat itu, Saparmurat Niyazov.

Ingin Jadi Negara Maju, Indonesia Butuh 23 Juta Orang Melek Teknologi Informatika

Baca Juga

Ingin Jadi Negara Maju, Indonesia Butuh 23 Juta Orang Melek Teknologi Informatika

Bukan tanpa alasan, negara tersebut melarang warganya bepergian ke luar negeri. Kebijakan menggratiskan listrik, gas, dan air merupakan imbalan dari keputusan kontroversial tersebut.

Selain itu, Turkmenistan memiliki cadangan gas alam terbesar keempat di dunia. Ketersediaan cadangan yang sangat besar membuat pemerintah menyediakannya secara gratis.

Daftar Negara dengan Ekonomi Terbesar di Dunia 2025, India Masuk 5 Besar

Baca Juga

Daftar Negara dengan Ekonomi Terbesar di Dunia 2025, India Masuk 5 Besar

Keputusan tersebut awalnya dibuat selama 10 tahun. Begitu keputusan tersebut berakhir, Presiden memperpanjang kebijakan energi gratis.

Negara Barat menilai, pemerintah Turkmenistan menggunakan kebijakan ini sebagai kartu truf untuk melindungi diri dari segala pertentangan global tentang Hak Asasi Manusia di negara tersebut.

Tidak ada pemilu dan media yang bebas di Turkmenistan. Warga juga tidak bisa bebas berunjuk rasa.

Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov, pengganti Niyazov, menilai setelah beberapa tahun menggratiskan energi untuk warganya, beban yang ditanggung pemerintah terlalu tinggi.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |