Weekend Story: Banjir Kembali Datang, Bencana Alam atau Gagalnya Tata Kelola ?

14 hours ago 2

JAKARTA, iNews.id - Banjir tahunan kembali menjadi pemandangan yang tidak asing di berbagai daerah, seperti Karawang, Sukabumi dan Bandung, termasuk Jabodetabek. Ribuan warga terdampak, infrastruktur lumpuh dan kerugian ekonomi pun terus bertambah. 

Tahun demi tahun, bencana ini datang seperti siklus yang tidak terhindarkan, tanpa ada perubahan nyata dalam solusi yang ditawarkan.  

Kondisi Terkini Banjir di Karawang, 220 Rumah Warga Masih Terendam

Baca Juga

Kondisi Terkini Banjir di Karawang, 220 Rumah Warga Masih Terendam

Masalah banjir tidak bisa lagi dianggap sebagai sekadar bencana alam, melainkan cerminan dari lemahnya tata kelola lingkungan dan perencanaan tata ruang yang tidak efektif. 

Alih fungsi lahan secara masif untuk pembangunan perumahan atau kawasan industri sering kali mengabaikan keberadaan daerah resapan air. 

Banjir dan Longsor di Sukabumi, 1 Orang Tewas dan 5 Hilang

Baca Juga

Banjir dan Longsor di Sukabumi, 1 Orang Tewas dan 5 Hilang

 Banjir Kembali Datang, Bencana Alam atau Gagalnya Tata Kelola ? (Foto: iNews.id)Infografis Weekend Story : Banjir Kembali Datang, Bencana Alam atau Gagalnya Tata Kelola ? (Foto: iNews.id)

Situasi ini semakin diperburuk oleh buruknya infrastruktur drainase dan penumpukan sampah yang menyumbat saluran air serta sungai.  

Di sisi lain, minimnya keseriusan dalam mitigasi bencana juga menjadi penyebab utama mengapa banjir terus terjadi. Program penanganan banjir sering kali hanya bersifat tanggap darurat tanpa menyentuh akar permasalahan. 

Koordinasi antarinstansi yang lemah, serta kurangnya keberlanjutan dalam implementasi kebijakan lingkungan, membuat masyarakat harus menanggung akibatnya.  

Situasi ini bukan tanpa harapan. Ada beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan untuk memutus siklus banjir tahunan. Pemerintah harus mempertegas penegakan hukum terhadap pelanggaran tata ruang dan mempercepat pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti waduk dan tanggul. 

Selain itu, kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan, terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.  

Banjir tahunan seharusnya menjadi pelajaran bahwa menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Jika semua pihak dapat bersinergi dan melaksanakan langkah-langkah konkret, bukan tidak mungkin dapat keluar dari siklus buruk ini serta menuju masa depan lebih aman dan berkelanjutan.  

Editor: Kurnia Illahi

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |