1 month ago
16
JAKARTA, iNews.id - Tempat tinggal yang disukai jin berikut ini jadi informasi yang patut diketahui umat Muslim. Jin adalah salah satu makhluk gaib ciptaan Allah yang tidak dapat dilihat secara kasat mata oleh manusia.
Jin atau setan merupakan makhluk yang diciptakan dari api. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Ar Rahman ayat 15, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
Baca Juga
Cara Meruqyah Diri Sendiri agar Sihir dan Jin Hilang dari Tubuh
وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ
Artinya: "Dan Dia menciptakan jin dari nyala api," (QS Ar-Rahman: 15)
Baca Juga
Isi Kandungan Surat Ar Rahman Ayat 33, Bukti Tak Berdayanya Manusia dan Jin
Jin, khususnya yang jahat terlebih suka mengganggu dan selalu berusaha untuk menyesatkan umat manusia. Rasulullah sendiri pun memberikan berbagai petunjuk dan peringatan mengenai tempat tinggal yang disukai oleh bangsa Jin.
Lantas, mana saja tempat tinggal yang disukai jin? Berikut ulasannya sebagaimana dilansir dari buku Ensiklopedia Ruqyah karya Sanusi, Sabtu (30/11/2024).
Baca Juga
Ayat-Ayat Ruqyah Pengusir Jin dan Sihir Beserta Artinya, Lengkap Tata Caranya
Tempat Tinggal yang Disukai Jin
1. Tempat Teduh dan Panas
Tempat teduh dan panas merupakan salah satu tempat tinggal yang disukai oleh jin. Larangan untuk duduk di tempat tersebut pun telah dijelaskan dalam sebuh hadits riwayat Abu Daud, Rasulullah bersabda,
"Jika kalian berada di tempat yang panas, lalu tiba-tiba bayangan bangunan menutupi kita sebagian sehingga terkena teduh, maka hendaknya dia pindah." (HR Abu Daud)
Baca Juga
Seram, Ini 3 Tanda Seseorang Disukai Jin yang Wajib Diketahui!
Adapun dalam riwayat lain, salah seorang sahabat Rasulullah yakni Abu Iyadh ia berkata, "Rasulullah SAW melarang duduk di antara tempat yang terkena panas dan tempat yang terkena naungannya. Beliau bersabda, 'Itu adalah tempat duduknya setan'." (HR Ahmad)
2. Tempat Kosong atau Tak Berpenghuni
Beberapa tempat yang disukai oleh jin, di antaranya Tempat-tempat kosong, tidak berpenghuni, dan sepi, seperti kuburan, lembah, padang pasir, dan gua.
Baca Juga
Ini Ciri Warung yang Menggunakan Jin Penglaris yang Patut Diketahui
Sebab pada dasarnya, bangsa jin lebih menyukai tempat-tempat yang sepi dan tidak ada keramaian.
Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud RA, Rasulullah berkata:
"Suatu hari kami (para sahabat) berkumpul bersama Rasulullah tiba-tiba kami kehilangan beliau, lalu kami cari-cari di lembah-lembah dan kampung-kampung (akan tetapi kami tidak mendapatkannya). Kami lalu berkata: "Rasulullah SAW telah diculik dan disandera." Pada malam itu, tidur kami betul-betul tidak menyenangkan. Ketika pagi hari tiba, tampak Rasulullah sedang bergegas menuju kami dari arah sebuah gua yang berada di tengah padang pasir. Kami lalu berkata, "Ya Rasulullah SAW malam tadi kami betul-betul kehilangan Anda, lalu kami cari-cari kesana kemari akan tetapi kami tidak menemukan Anda. Lalu kami tidur dengan sangat tidak menyenangkan."
3. Pasar
Pasar jadi salah satu tempat tinggal yang disukai oleh jin. Terlebih segala aktivitas pada pasar tersebut selalu ada penipuan dan kecurangan.
Hal ini dibuktikan dalam sebuah riwayat, Salman Al-Farisi pernah berwasiat kepada para sahabatnya,
"Kalau bisa, janganlah kalian menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar atau menjadi orang yang paling akhir keluar dari pasar, karena pasar itu merupakan tempat berseterunya para setan. Dan di pasarlah setan menancapkan benderanya." (HR Muslim)
4. Toilet dan Tempat Najis
Tak dipungkiri jika tempat-tempat najis dan kotor, seperti kamar mandi, tempat sampah, dan kandang hewan jadi salah satu tempat tinggal yang disukai bangsa jin, terutama jin kafir.
Oleh sebab itulah, Rasulullah mengajarkan umatnya untuk selalu membaca doa perlindungan saat memasuki toilet dan masjid.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya tempat pembuangan kotoran ini didatangi (jin). Oleh karena itu, jika salah seorang di antara kalian mendatangi toilet, hendaknya ia mengatakan 'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari jin laki-laki dan jin perempuan'." (HR Abu Dawud)
