Diancam Trump, Ini Komentar Elegan Hamas

2 days ago 7

ISTANBUL, iNews.id - Hamas mengomentari ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sebelumnya Trump mengancam akan melenyapkan Hamas jika tak segera membebaskan semua sandera yang tersisa di Jalur Gaza.

Juru Bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan, pernyataan Trump hanya mempersulit upaya gencatan senjata serta mendorong Israel untuk menarik diri dari kesepakatan gencatan senjata.

 Bebaskan Semua Sandera atau Anda Selesai!

Baca Juga

Trump Ancam Hamas Lagi: Bebaskan Semua Sandera atau Anda Selesai!

"Ancaman-ancaman tersebut mempersulit berbagai masalah terkait dengan perjanjian gencatan senjata serta mendorong pemerintah penjajah (Israel) untuk menarik diri dari melaksanakan poin-poin kesepakatan," kata Qassem, kepada Anadolu, dikutip Jumat (7/3/2025).

Dia menegaskan, AS merupakan salah satu mediator gencatan senjata Hamas-Israel yang ikut menandatangani kesepakatan. Sementara salah satu isi poin kesepakatan dengan jelas menyebutkan bahwa pembebasan sandera Israel dilakukan dalam tiga tahap.

Terungkap! Diam-Diam, Trump Utus Pejabat AS Temui Petinggi Hamas

Baca Juga

Terungkap! Diam-Diam, Trump Utus Pejabat AS Temui Petinggi Hamas

"Hamas melaksanakan semua kewajibannya di bawah tahap pertama (perjanjian), tapi Israel menghindari untuk memasuki tahap kedua," kata Qassem.

Dia menambahkan, pemerintah AS seharusnya menekan Israel agar mau memulai negosiasi gencatan senjata tahap kedua, sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian sebelumnya, bukan justru sebaliknya.

Badan Intelijen Israel Shin Bet Kebobolan, Akui Remehkan Hamas

Baca Juga

Badan Intelijen Israel Shin Bet Kebobolan, Akui Remehkan Hamas

Trump menyampaikan ancaman keras kepada Hamas pada Rabu. Dia memperingatkan Hamas untuk segera membebaskan semua sandera atau akan menaggung konsekuensi berat jika tidak memenuhinya.

"Bebaskan semua sandera sekarang, jangan ditunda, dan segera kembalikan semua mayat orang-orang yang Anda bunuh, atau Anda akan selesai," katanya, di media sosial Truth Social.

Kesepakatan gencatan senjata tahap pertama berlangsung selama 42 hari yang berakhir pada 1 Maret. Namun, Israel enggan menyepakati kesepakatahan tahap kedua, melainkan hanya ingin memperpanjang masa gencatan senjata tahap pertama.

Israel tampaknya menolak untuk menyepakati gencatan senjata tahap kedua karena akan mengarah kepada penghentian perang secara permanen. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tak ingin perang selesai sampai tujuannya untuk menghancurkan Hamas tercapai.

Untuk menekan Hamas agar mau menerima proposal Netanyahu memperpanjang gencatan senjata tahap pertama, Israel melarang bantuan kemanusiaan masuk Gaza.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |