WELLINGTON, iNews.id - Tim SAR masih mencari dan menyelamatkan korban gempa bumi bermagnitudo 7,3 yang mengguncang Vanuatu, Selasa (17/12/2024). Sejauh ini sedikitnya 14 orang tewas, berdasarkan data pemerintah merujuk pada jenazah yang tiba di rumah sakit Ibu Kota Port Vila. Selain itu 200 orang menjalami perawatan di rumah sakit akibat berbagai macam luka dampak dari gempa dahsyat tersebut.
Korban tewas dan luka diperkirakan terus bertambah seiring pencarian yang masih berlangsung. Para korban tak hanya terjebak di reruntuhan bangunan, tapi juga tertimbun longsor yang terjadi di dekat Port Vila.
Baca Juga
Korban Tewas Gempa Bumi M7,3 Vanuatu Jadi 14 Orang, 200 Luka
Dan McGarry, seorang jurnalis kelahiran Kanada yang tinggal di Vanuatu lebih dari 20 tahun mengatakan, peluang bertambahnya korban tewas sangat tinggi. Saat ini pencarian dan penyelamatan fokus di Port Vil, belum menjangkau wilayah-wilayah terpencil.
"Saya khawatir jumlah korban akan terus meningkat dan pemerintah memperkirakan jumlah korban akan terus meningkat," kata McGarry, kepada Al Jazeera.
Baca Juga
Kisah Kengerian Gempa Dahsyat Vanuatu, dari Mayat di Jalanan hingga Gedung Ambles
Masih ada peluang menemukan korban selamat yang terjebak di reruntuhan bangunan. Pada Selasa malam, petugas menyelamatkan tiga orang dalam kondisi selamat. Namun kecil kemungkinan mendapati korban selamat dari lokasi longsor.
“Ada juga orang-orang yang mungkin terjebak tanah longsor sangat besar di dekat terminal pengiriman internasional. Kita tahu bahwa ada enam korban jiwa yang dikonfirmasi sejauh ini dari lokasi itu,” ujarnya.
Baca Juga
Gempa Dahsyat Vanuatu, Banyak Mayat Bergeletakan di Jalan
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperkirakan sekitar sepertiga dari populasi penduduk negara Pasifik Selatan berjumlah sekitar 335.000 jiwa terkena dampak terburuk dari gempa.
“Telekomunikasi masih terganggu dan memengaruhi ketepatan waktu laporan lapangan dari daerah-daerah terpencil,” bunyi pernyataan OCHA.