PADANG, iNews.id – Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar masih mengeluarkan gas sulfur dioksida (SO2). Namun, laju emisi (fluks) gas S02 gunung tersebut yang diamati dari satelit sentinel masih terdeteksi dengan kuantitas yang rendah.
“Terakhir terukur 23 ton per hari pada tanggal 11 November 2024. Hal ini mencerminkan aktivitas gunung tersebut saat ini dominan masih berupa pelepasan gas dengan kandungan gas magmatik S02 yang masih tergolong rendah,” kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/11/2024).
Baca Juga
Update Gunung Marapi 7 Kali Erupsi Beruntun, Tinggi Kolom Abu Capai 800 Meter
Dia menjelaskan, sejak 6-16 November 2024, aktivitas Gunung Marapi tidak mengalami peningkatan. Aktivitasnya didominasi hembusan dengan tinggi asap yang teramati maksimum 400 meter di atas puncak.
Gempa letusan masih tetap terekam, namun dengan jumlah yang cenderung menurun. Sementata gempa hembusan masih berlanjut mengalami peningkatan.
Baca Juga
Status Gunung Marapi Naik jadi Siaga, Warga Cemas Banyak Hewan Turun ke Permukiman
“Aktivitas kedua gempa ini sebagai pelepasan energi dari adanya kenaikan gempa Vulkanik Dalam (VA) di sekitar tiga minggu sebelumnya,” katanya.
Energi seismik yang tercermin dari RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) berfluktuasi di sekitar baseline. Dalam rentang waktu seminggu terakhir, nilai variasi kecepatan seismik gunung tersebut cenderung naik kembali menuju nol.
“Ini diinterpretasikan adanya kecenderungan penurunan tekanan pada tubuh gunung api,” ujarnya.
Berdasarkan evaluasi data-data pemantauan, kata dia, secara umum aktivitas gunung Marapi cenderung menurun. Namun demikian masih diperlukan waktu untuk melihat kestabilannya.
Editor: Kastolani Marzuki