JAKARTA, iNews.id - Manusia diciptakan berpasang-pasangan. Pernikakan merupakan sunah Rasulullah SAW agar hidup tenteram, penuh cinta dan kasih sayang.
Ini tercantum dalam Al Quran QS Surat Ar Rum Ayat 2:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ٢١
wa min âyâtihî an khalaqa lakum min anfusikum azwâjal litaskunû ilaihâ wa ja‘ala bainakum mawaddataw wa raḫmah, inna fî dzâlika la'âyâtil liqaumiy yatafakkarûn
Artinya: Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Ustadz KH Hasan Kosasih menjelaskan pernikahan adalah sunah Rasulullah yang paling lama dan paling panjang. Ibadahyang tidak pernah ada waktunya. Selesai! keatika keadaan diambil oleh Allah SWT, baru selesai urusan ibadah.
"Oleh karenanya pernikahan itu disebut bahtera. Bahtera berlayar di laut banyak cobaan dan ujian badai, petir, ada ombak dan karang, pasang surut. Artinya, pasti penuh dengan perjalanan luka liku dan cobaan. Tatkala kita bisa melewati ini pasti kita akan mampu bersandar dan tepat di dalam pulau kebahagiaan masya Allah," ujar Ustadz Hasan Kosasih dalam program religi Cahaya Hati Indonesia.
Dia menuturkan, bagaimana rumah tangga yang ideal agar sakinah, mawaddah warrahmah, wal barokah dan wal husnul khatimah agar sama-sama berpisah dalam keadaan salah satunya meninggal atau dalam keduanya meninggal? Selalu ditanamkan kasih sayang.
"Rasul itu menyunahkan untuk memanggil (pasangan) dengan panggilan kesayangan. Kalau perlu panggil sayang, cinta agar damai dan tenteram," katanya.
Editor: Dani M Dahwilani