MALANG, iNews.id - Manajemen Arema FC kecewa atas tindakan pelemparan batu oleh oknum suporter Aremani ke bus Persik Kediri. Insiden ini membuat manajemen berencana tidak lagi bermain di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, dalam waktu dekat ini.
General Manager Arema FC Muhammad Yusrinal Fitriandi mengungkapkan, kekecewaan yang besar atas insiden pelemparan batu ke bus Persik Kediri, saat keluar Stadion Kanjuruhan Malang. Keputusan ini disebutnya menghapus perjuangan tiga tahun agar kembali bermain di Stadion Kanjuruhan, pasca tragedi menewaskan 135 orang.

Baca Juga
Terungkap! Pelaku Pelemparan Batu ke Bus Persik Diduga Mabuk, Bukan Suporter Resmi Aremania
"Kita kecewa dengan beberapa stakeholders pertandingan kemarin. Tiga tahun kami berusaha mempertahankan eksistensi klub. Bersungguh-sungguh untuk kembali ke rumah sendiri," ucap Yusrinal Fitriandi, melalui keterangan resminya, Senin (12/5/2025).
Di sisi lain, kata Inal sapaan akrabnya, ketika banyak pihak yang mencaci maki klub, bahkan manajemen berusaha bertahan mati-matian demi menghadapi masa sulit dan keterbatasan dana, karena tidak ada pemasukan lantaran harus terusir.

Baca Juga
Polisi Buru Suporter Arema Pelempar Batu ke Bus Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan
"Rasanya hanya cukup sisa tenaga, semangat dan niat tulus mempertahankan klub ini. Kami terasa sudah berdarah darah, sekuat daya dan upaya kami lakukan, namun hasilnya seakan-akan kita tidak dihormati di sini," katanya.
Inal menyinggung, hilangnya dukungan Aremania selama tiga tahun terakhir, dan ekspetasi tinggi yang diterima tim saat kembali bermain di Malang. Padahal pihaknya membutuhkan dukungan pascatragedi Kanjuruhan Malang.
"Kami mengingatkan suporter itu pendukung, tiga tahun mereka tidak dapat memberi dukungan ke Arema FC, begitu kita pulang, alih-alih dukungan yang didapat tapi justru tuntutan kesempurnaan yang berlebihan harus dituruti," tuturnya.
Dirinya juga menyoroti pihak keamanan terkait standarisasi keamanan. Ia pun mendorong pihak keamanan melakukan evaluasi, meskipun diakuinya akan sulit dari sempurna jika semua dibebankan ke Arema FC. Apalagi di laga kemarin, disebutnya merupakan laga dengan beresiko tinggi, karena memang ada rivalitas antara kedua suporter.
"Laga kemarin itu level renpam (rencana pengamanan) high risk match, dan Arema FC sudah penuhi semuanya. Kami prihatin kejadian pelemparan bus Persik terjadi di area zona 4 di luar area stadion, yang menjadi konsen pihak keamanan," ungkapnya.
Karena itulah, lanjut Inal, Arema FC mempertimbangkan terkait masa depan Singo Edan dalam sisa kompetisi Liga 1 musim ini, terutama mengenai kemungkinan tidak bermain di kandang sendiri.
Editor: Kastolani Marzuki