JAKARTA, iNews.id - Regenerasi perajin batik muda semakin memprihatinkan. Berbagai upaya sejatinya telah dilakukan pemerintah guna menggairahkan kembali industri wastra Indonesia yang terus mengalami fluktuasi.
Permasalahan regenerasi perajin batik muda ini pun diakui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Hilmi Rivai. Menurunnya minat generasi muda terhadap batik dan wastra secara umum, tidak terlepas dari perkembangan zaman dan teknologi yang begitu pesat.
Baca Juga
Liburan ke Sentul Singgah ke Kampung Cibuluh Mengenal Batik Unik Khas Jawa Barat
Kehadiran media sosial juga sedikit banyak mengikis rasa cinta generasi muda terhadap kebudayaan lokal. Tak hanya itu, tantangan lain yang kini dihadapi para perajin batik di Cirebon adalah semakin maraknya batik printing di pasaran.
"Disrupsi-disrupsi ini memang tidak bisa dihindari. Tapi saya percaya kita masih punya militansi. Batik itu punya militansi yang tumbuh dari dalam hati," kata Hilmi Rivai dalam acara Oreo Berbagi, di Cirebon, belum lama ini.
Baca Juga
Menjaga Kelestarian Batik Jawa Barat
"Batik tidak akan luntur dengan maraknya industrialisasi karena memiliki nilai seni budaya yang tidak dimiliki produk printing," tambahnya.
Nilai seni budaya yang terkandung dalam batik tulis inilah yang kemudian membuat Hilmi percaya perajin batik di Cirebon mampu bersaing dengan industri printing yang kian menjamur.
Baca Juga
Mengenal Warisan Batik dengan Cara Beda, Bisa dengan Face Painting hingga Cake Batik
Upaya Menggairahkan Anak Muda Jadi Perajin Batik
Terkait regenerasi perajin muda, Hilmi mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai kolaborasi guna meningkatkan minat para anak muda, salah satunya adalah menggandeng brand multinasional serta melibatkan sekolah-sekolah di Cirebon.
"Kami berkolaborasi dengan SMK 1 Gunungjati dalam rangka menumbuhkembangkan rasa cinta batik bagi anak-anak muda. Tidak menutup kemungkinan kalau mereka tidak diberikan edukasi, rasa cinta mereka terhadap budaya akan hilang," ungkap Hilmi.
Baca Juga
Pesona Eksotik Jawa Tampilkan Batik sebagai Warisan Budaya
Dia menambahkan, "Kami juga berkolaborasi dengan asosiasi perajin batik untuk mengadakan workshop dan mendengarkan kebutuhan dan keluhan mereka".
Memahami hal tersebut, dalam momentum peringatan Hari Batik Nasional dan sebagai bagian dari rangkaian peluncuran campaign OREO BATIK, yang merupakan edisi spesial kemasan bercorak wastra pada September lalu, kali ini Mondelez langsung menyentuh dan memberikan dampak nyata kepada lebih dari 1.400 perajin dan pengusaha batik di wilayah Cirebon.