BANDUNG, iNews.id – Program kontroversial yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mendisiplinkan siswa nakal dengan melibatkan mereka dalam pelatihan ala militer kini menarik perhatian publik. Namun, yang mengejutkan, beberapa ibu rumah tangga juga meminta agar suami mereka turut dijemput untuk dimasukkan program serupa.
Dalam sebuah video yang viral, seorang ibu dengan penuh harapan meminta bantuan Gubernur Dedi Mulyadi untuk membawa suaminya ke barak tentara. Ia mengeluhkan kebiasaan suaminya yang sering pulang malam dan tidur sepanjang hari.
Fenomena serupa juga terjadi di kalangan ibu-ibu lainnya. Mereka mengunggah keluhan serupa di media sosial, berharap agar suami mereka mendapatkan pelatihan disiplin ala militer.
Salah satunya adalah istri Wakil Walikota Tasik Malaya, Dick Cantra, yang melaporkan kebiasaan suaminya yang bandel, tetap makan gorengan, dan enggan minum obat tanpa didampingi istrinya.
Berbeda dengan kritik yang datang dari berbagai kalangan, Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, justru memberikan apresiasi terhadap langkah Gubernur Dedi Mulyadi. Menurutnya, program ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045. Ia menilai bahwa pelatihan disiplin seperti ini penting untuk membentuk karakter dan tanggung jawab generasi muda.
Gubernur Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk menata pola pendidikan karakter melalui peningkatan kualitas disiplin hidup dan perubahan pola hidup. Ia menyebutkan bahwa banyak ditemukan siswa di Jawa Barat yang menjalani pola hidup tidak teratur, seperti tidur larut malam, kecanduan permainan game online, serta terpengaruh obat-obatan terlarang dan minuman keras. Karena masalah ini tidak bisa diselesaikan di sekolah dan keluarga, maka diperlukan upaya jangka pendek melalui pola pendidikan disiplin siswa.
Sejak 2 Mei 2025, Gubernur Dedi Mulyadi telah melaksanakan program “Siswa Masuk Barak” di beberapa kabupaten, salah satunya di Purwakarta. Program ini digelar untuk memberikan disiplin pada sejumlah siswa yang berperilaku nakal. Diharapkan, melalui program ini, para siswa dapat menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri.
Meskipun kontroversial, program ini menunjukkan bahwa pendekatan disiplin ala militer tidak hanya diterapkan pada siswa, tetapi juga menarik perhatian masyarakat luas, termasuk para ibu rumah tangga yang berharap agar suami mereka mendapatkan pelatihan serupa.
Editor: Abdul Haris