Realisasi Penerimaan Pajak DKI Jakarta Sentuh Rp1.072,37 Triliun hingga Oktober 2024

1 month ago 13

JAKARTA, iNews.id - Forum Assets Liabilities Committee (ALCO) Regional DKI Jakarta menggelar konferensi pers atas perkembangan data fiskal/ekonomi (APBN KiTA) hingga 31 Oktober 2024 secara daring di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan DKI Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024).

Tujuan konferensi pers ini adalah pemaparan kinerja dan fakta atas pelaksanaan APBN Regional DKI Jakarta yang memberikan informasi lebih detil mengenai realisasi pelaksanaan APBN hingga akhir bulan Oktober 2024.

Penerimaan Pajak DJP Jakarta Khusus Tembus Rp227,76 Triliun hingga November 2024

Baca Juga

Penerimaan Pajak DJP Jakarta Khusus Tembus Rp227,76 Triliun hingga November 2024

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta Mei Ling menyampaikan dukungan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai Rp972,34 trilun. Dukungan fiskal ini mempengaruhi makro ekonomi dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Beberapa indikator ekonomi mencatatkan pertumbuhan. Inflasi bulan Oktober 2024 mencapai 0,03 persen, mengalami pertumbuhan sebesar 4,93 persen (yoy), turun 0,01 poin dari kuartal III 2023. Secara kuartalan, bertumbuh sebesar 0,23 persen (q-to-q) dengan kenaikan sebesar 0,03 poin. 

Sisi produksi dan pengeluaran ekonomi Jakarta bertumbuh solid dan merata. Tingkat partisipasi kerja meningkat seiring turunnya tingkat pengangguran. Kesejahteraan petani menurun seiring naiknya konsumsi dan turunnya produksi padi dan beras.

Neraca Perdagangan bulan Oktober mengalami surplus sebesar 1,67 miliar dolar AS. Prospek ekonomi jangka pendek tetap terjaga optimis dengan indikator konsumsi yang masih optimis dan dinamisasi indikator produksi masih menujukkan sinyal positif bagi perekonomian.

Kinerja APBN DKI Jakarta sampai dengan 31 Oktober 2024 masih resilient, ditopang oleh pertumbuhan belanja negara yang tumbuh positif dan kontraksi pendapatan yang menipis. Pendapatan negara mencapai Rp1.432,79 triliun dengan angka belanja negara sebesar Rp1.456,51 triliun, mengalami defisit APBN sebesar Rp23,72 triliun.

Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil DJP Jakarta Khusus Yari Yuhariprasetia menyampaikan, dari sisi penerimaan pajak, pendapatan pajak sampai dengan 31 Oktober 2024 mencapai angka Rp1.072,37 triliun, 88,87 persen dari target pajak 2024. 

Pendapatan pajak secara neto masih mengalami kontraksi sebesar 2,29 persen (yoy), utamanya disumbang oleh penurunan pada PPh Non-Migas sebesar 6,05 persen (yoy) akibat penurunan PPh Pasal 25/29 Badan. PPN melanjutkan kinerja positif karena membaiknya kinerja PPN Impor dan PPN lainnya. PPh Migas masih turun karena turunnya pendapatan dari PPh Minyak Bumi dan Gas Alam akibat penurunan lifting migas. PBB & Pajak Lainnya tumbuh 23,71 (yoy) berasal dari PBB minyak dan gas bumi.

Sektor utama penerimaan perpajakan menujukkan sinyal positif, yang dapat diartikan menipisnya tren kontraksi penerimaan tahun 2024. Mayoritas sektor usaha non komoditas tumbuh menunjukkan aktivitas ekonomi masih kokoh dan membaik.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |