WASHINGTON, iNews.id - Skandal bocornya rencana serangan Amerika Serikat (AS) terhadap kelompok Houthi di Yaman memicu ketakutan Israel. Pasalnya, Israel turut berperan memberi informasi intelijen kepada AS mengenai target serangan.
Surat kabar AS The Wall Street Journal, mengutip keterangan pejabat AS, melaporkan para pejabat Israel mengeluh ke AS soal isi pembicaraan di grup obrolan para menteri AS yang bocor ke wartawan.

Baca Juga
Pangkalan Samudra Hindia bisa Digunakan AS untuk Menyerang Iran
Seperti diketahui, Pemimpin Redaksi Majalah The Atlantic Jeffery Goldberg secara tidak sengaja dimasukkan dalam grup obrolan Signal membahas serangan ke Yaman. Di dalam grup tersebut bergabung Wakil Presiden JD Vance, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan banyak lainnya.
Hegseth membeberkan waktu serangan secara detail, termasuk pesawat yang digunakan hingga tahapan-tahapan serangan dan target yang dituju.

Baca Juga
Geger! Jurnalis Ini Tak Sengaja Dimasukkan Grup Obrolan Para Menteri AS Bahas Serangan ke Yaman
Pejabat tersebut mengatakan, Israel berperan dalam serangan dengan memberikan informasi intelijen untuk melenyapkan seorang pakar rudal Houthi.
Tak lama setelah serangan AS tersebut, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Michael Waltz mengirim pesan dalam grup tersebut, "ahli rudal utama" Houthi memasuki sebuah gedung yang kemudian runtuh.

Baca Juga
Lagi, Houthi Yaman Serang Kapal Induk AS USS Harry Truman
Israel mendapat informasi keberadaan ahli rudal Houthi dari seorang informan di Yaman. Dia memberikan informasi terkini tentang keberadaan orang itu.
Keamanan informan tersebut dalam bahaya setelah laporan ini menyebar.
Goldberg, dalam tulisan pertamanya di The Atlantic pada Senin lalu, mengungkap dirinya dimasukkan dalam grup Signal secara tidak sengaja oleh Waltz. Dia kaget setelah mendapati dirinya berada di tengah diskusi aktif mengenai serangan tersebut.
Setelah artikel muncul dan memicu kehebohan, para pejabat AS kemudian membantah adanya informasi sensitif dalam obrolan. Bukan hanya itu, mereka menuduh Goldberg memberikan informasi palsu mengenai obrolan tersebut.
Direktur CIA dan Menteri Keamanan Dalam Negeri, dalam rapat dengan pendapat dengan komite Senat, juga membantah ada hal sensitif dalam pembicaraan itu.
Hal yang sama disampaikan Departemen Pertahanan (Pentagon) bahwa tidak ada materi rahasia atau rencana perang yang dibagikan dalam obrolan tersebut.
Tak terima dengan tuduhan itu, Goldberg mengungkap isi obrolan lebih rinci dalam tulisan artikelnya pada Rabu (26/3/2025). Kali ini Goldberg menulis apa adanya apa yang disampaikan para menteri dalam grup, termasuk jamnya.
Editor: Anton Suhartono