TEHERAN, iNews.id - Wakil Presiden Iran Javad Zarif mengundurkan diri, Senin (3/3/2025). Pengunduran diri Zarif terkait pertikaian hukum sejak lama atas pengangkatannya sebagai wapres untuk urusan strategis.
Dalam posting-an di media sosial X, Zarif menjelaskan telah bekerja dengan penuh dedikasi di bawah pemerintahan Presiden Masoud Pezeshkian selama 9 bulan terakhir.

Baca Juga
Israel Dilaporkan Akan Serang Fasilitas Nuklir Iran, Presiden Pezeshkian: Kita Bangun Lagi!
"Saya dihina, difitnah, dan berbagai ancaman paling keji yang ditujukan kepada saya dan keluarga," ujar mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran itu, seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (4/3/2025).
Dia menyebut periode ini sebagai yang paling pahit sepanjang karier politiknya selama 40 tahun, merujuk pada kontroversi seputar pengangkatannya sebagai wapres.

Baca Juga
Intelijen AS Peringatkan Kemungkinan Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran Tahun Ini
Banyak kalangan berpendapat pengangkatannya sebagai wappres melanggar Konstitusi karena anak-anaknya yang lahir di AS menjadi warga AS.
"Selama empat dekade terakhir, saya telah menanggung banyak hinaan dan tuduhan atas peran kecil saya dalam memajukan kepentingan nasional, mulai dari mengakhiri perang yang dipaksakan hingga menuntaskan kasus nuklir," katanya, dalam surat pengunduran diri.

Baca Juga
10 Negara dengan Harga BBM Termurah di Dunia, Iran Cuma Rp500 per Liter
Selama ini Zarif memilih bungkam menghadapi kritikan yang dia anggap sebagai kebohongan dan distorsi, demi melindungi kepentingan negara.
Zarif menjabat sebagai menlu selama 8 tahun di bawah Presiden Hassan Rouhani. Dia berperan penting dalam kesepakatan nuklir 2015 dengan negara-negara Barat, meski akhirnya AS menarik diri.
Namun belum lama ini dia dipanggil oleh hakim dan disarankan untuk kembali ke dunia akademis guna mencegah tekanan lebih lanjut terhadap pemerintah.
"Saya berharap dengan kepergian saya, hambatan terhadap keinginan rakyat dan keberhasilan pemerintah akan terhapus," katanya.
Zarif berada di bawah tekanan kuat dari kalangan politisi konservatif yang mendesak parlemen untuk mencopotnya dari jabatan pemerintahan.
Sejauh ini belum ada kabar dari Pezeshkian apakah dia akan menerima pengunduran diri itu atau tidak. Namun, sumber pejabat Iran mengatakan pengunduran diri tersebut akan diterima guna mencegah tekanan lebih lanjut terhadap pemerintah.
Pengunduran diri Zarif semakin memberi tekanan kepada pemerintah. Menteri Ekonomi Abdolnasser Hemmati pada Minggu kemarin dimakzulkan oleh parlemen terkait meningkatnya kesulitan ekonomi dan terdepresiasinya mata uang nasional.
Editor: Anton Suhartono