JAKARTA, iNews.id - Sejumlah ekonom dan pengamat menilai pertumbuhan ekonomi di 2025 akan dipengaruhi beberapa hal. Namun, pada kuartal III 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,95 persen secara tahunan (yoy), lebih rendah dari kuartal sebelumnya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu optimistis ekonomi Indonesia di tahun ini akan tetap tumbuh. Menurutnya, dampak dari kenaikan pajak tidak terlalu signifikan.
![MNC Asset Management dan ADPI Gelar Seminar Outlook 2025 sekaligus Beri Literasi Investasi](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2024/11/25/seminar_ekonomi_outlook_2025.jpg)
Baca Juga
MNC Asset Management dan ADPI Gelar Seminar Outlook 2025 sekaligus Beri Literasi Investasi
“Dampak kenaikan PPN ke 12 persen terhadap pertumbuhan ekonomi tidak signifikan," ujar Febrio dalam keterangan resmi.
Menurut Febrio, ekonomi di 2024 akan tetap tumbuh 5,0 persen. Sementara untuk 2025, ekonomi akan tetap dijaga sesuai dengan target APBN sebesar 5,2 persen.
Baca Juga
Economic Outlook 2025: Menavigasi Ekonomi dan Politik di Era Transisi
Senada dengan itu, Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menjelaskan perekonomian Indonesia akan tumbuh meningkat ke level 5,1 persen hingga 5,2 persen di tengah prospek ketidakpastian global pada 2025.
“Di antara faktor penopang perekonomian domestik 2025, yakni inflasi yang tetap terkendali di rentang kisaran target. Sehingga menopang daya beli dan permintaan domestik di tengah risiko lemahnya permintaan eksternal,” ujar Banjaran.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto membatalkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen untuk daging premium hingga jasa rumah sakit premium pada Selasa (31/12/2024).