JAKARTA, iNews.id - Pahlawan nasional yang jarang dikenal dibahas dalam artikel ini. Meski tak diketahui banyak orang, mereka sangat berjasa terhadap bangsa.
Indonesia dikenal memiliki begitu banyak pahlawan. Beberapa di antaranya sangat dikenal seperti Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien hingga RA Kartini.
Namun tak sedikit pahlawan yang jarang dikenal publik. Mereka tak kalah berjasa dibanding para pahlawan lainnya.
Daftar Pahlawan Nasional yang Jarang Dikenal
1. Marthen Indey
Marthen Indey lahir pada 16 Maret 1912 di Papua. Awalnya, ia bekerja sebagai polisi Belanda di Papua. Namun, kehidupannya berubah setelah ia berinteraksi dengan sejumlah tahanan politik yang diasingkan di Digul, salah satunya adalah Sugoro Atmoprasojo.
Dari pertemuan ini, Marthen mulai menumbuhkan semangat nasionalisme yang mendalam. Tidak hanya merasa terdorong untuk melawan penjajahan, Marthen juga bergabung dengan beberapa rekan seperjuangan untuk merencanakan penangkapan aparat Belanda, meskipun beberapa kali usaha ini gagal. Namun, semangatnya untuk melawan penjajahan tetap berkobar.
Sebagai Kepala Distrik di Arso Yamai dan Waris, Marthen terus menjalin hubungan dengan eks-pejuang Indonesia yang pernah diasingkan di Digul. Bersama mereka, ia merencanakan pemberontakan besar untuk mengusir Belanda dari Papua. Meski rencananya diketahui, Marthen tidak pernah menyerah.
Pada tahun 1962, Marthen turut serta dalam perjuangan pembebasan Irian Barat dengan membantu pasukan RPKAD dalam Operasi Trikora. Ia juga menyerahkan Piagam Kota Baru yang menyatakan kesetiaan rakyat Papua kepada Indonesia.
Marthen juga berperan dalam diplomasi internasional, menghadiri perundingan di New York yang menghasilkan pengakuan internasional terhadap Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Akhirnya, wilayah ini bergabung dengan Indonesia pada tahun 1969, yang kemudian dikenal sebagai Irian Jaya.
2. I Gusti Ketut Jelantik
I Gusti Ketut Jelantik, yang juga dikenal sebagai Patih Jelantik, lahir pada tahun 1800 di Bali. Ia adalah putra ketiga dari keluarga bangsawan Buleleng.
Ayahnya, I Gusti Anglurah Ketut Jelantik, adalah keturunan Raja Buleleng yang kehilangan kekuasaannya setelah kerajaan Karangasem mendominasi wilayah tersebut.
Pada tahun 1828, I Gusti Ketut Jelantik diangkat sebagai patih karena kemampuannya yang luar biasa dalam strategi perang. Ia dikenal karena keberaniannya memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Pada tahun 1843, Belanda berusaha memaksakan kebijakan yang merugikan kerajaan-kerajaan Bali, salah satunya dengan menghapuskan hak Tawan Karang, yaitu hak kerajaan untuk merampas kapal-kapal yang terdampar. Patih Jelantik menentang kebijakan ini, dan perlawanan sengit pun terjadi.
Konflik ini memuncak pada tahun 1848 dengan pecahnya Perang Jagaraga. Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Van Der Wijk berusaha menguasai Bali.
Walaupun pada serangan pertama Belanda gagal, akhirnya pada 16 April 1849, Belanda berhasil menguasai Jagaraga. Patih Jelantik tetap memimpin perlawanan hingga akhirnya gugur di pertempuran perbukitan Bale Pundak.