RIYADH, iNews.id - Arab Saudi menghentikan upaya untuk mencapai perjanjian pertahanan dengan Amerika Serikat (AS), menurut dua pejabat Saudi dan empat pejabat Barat yang mengetahui persoalan tersebut. Kesepakatan tersebut terkait dengan normalisasi hubungan Kerajaan Teluk itu dengan Israel.
Melansir Reuters, guna mencapai perjanjian keamanan bersama pada awal tahun ini, Riyadh melunakkan posisinya mengenai kenegaraan Palestina, dengan mengatakan kepada Washington bahwa komitmen dari Israel terhadap solusi dua negara dapat cukup bagi kerajaan Teluk itu untuk menormalisasi hubungan.
Baca Juga
Ironis, Biden Janji Wujudkan Gencatan Senjata di Gaza tapi Kirim Senjata Rp11 Triliun ke Israel
Namun, dengan kemarahan publik di Arab Saudi dan Timur Tengah atas tindakan militer Israel di Gaza, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman kembali mendorong Israel untuk mendirikan negara Palestina, menurut sumber kepada Reuters.
Seperti diketahui, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih berhasrat untuk mengamankan normalisasi dengan Saudi sebagai tonggak sejarah dan tanda penerimaan yang lebih luas di dunia Arab.
Baca Juga
Israel Jatuhkan 18.000 Ton Bom di Gaza, 1,5 Kali Lebih Kuat dari Bom Atom Hiroshima
Namun, Netanyahu menghadapi pertentangan yang sangat besar di dalam negeri terhadap konsesi apa pun kepada Palestina setelah serangan Hamas pada 7 Oktober dan sadar bahwa setiap gerakan ke arah kenegaraan akan memecah belah koalisi yang berkuasa.
Dengan kedua pemimpin yang saat ini terkekang oleh basis kekuatan domestik masing-masing, Riyadh dan Washington berharap pakta pertahanan yang lebih sederhana dapat disegel sebelum Presiden Joe Biden lengser dari jabatannya pada bulan Januari. menurut sumber tersebut.