Bupati Kendal Minta Masyarakat Terus Jaga Tradisi Syawalan

3 days ago 11

Bupati Kendal Minta Masyarakat Terus Jaga Tradisi Syawalan

Pembukaan acara Tradisi Syawalan di Makam Kiai Guru Asy’ari bertempat di Bukit Jabal, Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Sabtu (5/4/2025). Dok. Diskominfo Kendal - (infojateng.id)

Kendal, Infojateng.id – Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari membuka acara Tradisi Syawalan Kaliwungu di Makam Kiai Guru Asy’ari bertempat di Bukit Jabal, Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Sabtu (5/4/2025).

Acara ini juga dihadiri oleh para tokoh agama tokoh masyarakat, para pimpinan pondok pesantren di Kaliwungu, serta diikuti oleh ribuan masyarakat umum lainnya.

Dalam kesempatan itu, Pengasuh Pondok Pesantren Apik Kaliwungu KH. Sholahudin Humaidullah menyampaikan, bahwa Syawalan ini telah menjadi tradisi turun-temurun.

Ternyata tidak hanya sekadar menjadi ajang silaturahmi bagi warga, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap ulama besar yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Kaliwungu.

Menurutnya, peringatan ini telah dilaksanakan secara rutin untuk mengenang jasa-jasa almarhum Kiai Guru Asy’ari, serta untuk meneladani nilai-nilai luhur yang telah ajarkan.

“Tradisi Syawalan ini bukan hanya sekedar mengenang, melainkan juga untuk menanamkan nilai-nilai keteladanan kepada generasi mendatang, agar mereka menjadi generasi yang kuat dalam menghadapi tantangan jaman,” ujarnya.

Tradisi yang penuh makna ini juga mendapat perhatian khusus dari Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari.

Dalam sambutannya, Bupati Dyah menyampaikan, bahwa tradisi syawalan merupakan tradisi yang sangat baik, karena sebagai pengingat atas jasa-jasa perjuangan dari leluhur dalam menyebarkan ajaran Islam di Wilayah Kaliwungu dan Kendal pada umumnya.

“Kiai Guru Asy’ari adalah pribadi yang sederhana dan kharismatik. Beliau adalah pendiri Masjid Agung Kaliwungu, hingga saat ini terus menjadi simbol perjuangan dakwah,” tutur bupati.

Menurut bupati, perjuangan dakwah dari para ulama pendahulu patut diteladani, sehingga memalui tradisi ini terus terjaga demi mempererat hubungan antara masyarakat dan umaroh dengan para ulama tetap terjaga dengan baik.

Pihaknya juga berpesan agar masyarakat senantiasa menghormati para ulama yang masih hidup, dan bisa mengambil ilmu yang diberikan, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tradisi Syawalan ini tidak hanya mengenang KH. Asy’ari, namun dalam momen ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat peziarah untuk mendoakan para, seperti Sunan Katong, Wali Musyafa, Wali Rukyat, Kiai Mojo, dan lain sebagainya. (eko/redaksi)

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |