Surakarta, infojateng.id – Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi prinsip kolaborasi dan kerja sama yang digagas Tengah Ahmad Luthfi dalam membangun wilayah.
Terutama terkait menumbuhkan perekonomian dan meningkatkan investasi di tengah kondisi ketidakpastian global.
Menurut Luhut, dunia saat ini masih dilingkupi dengan ketidakpastian dan perang tarif. Untuk itu kita tidak perlu menambah permasalahan.
Apa yang sudah dilakukan Kota Surakarta dan Provinsi Jawa Tengah sudah bagus, dengan mengidentifikasi permasalahan kemudian mencari solusi untuk pembangunan.
Jawa Tengah, kata dia, juga menjadi magnet bagi investor. Semua senang berinvestasi di sini.
Hal itu dikatakan Luhut pada Solo Investment Forum 2025 yang digelar di Grand Keraton Ballroom Swiss-Belinn, Kota Surakarta, Jumat (12/12/2025).
“Jawa Tengah punya masa depan luar biasa. Jawa Tengah punya semua potensi. Ada universitas-universitas yang bagus, nanti tinggal ditemani oleh Pak Gubernur. Supaya keputusan yang dibuat oleh gubernur, wali kota, dan bupati, yang jumlahnya 35 itu, basisnya adalah studi,” kata Luhut
Menurutnya, salah satu kelemahan yang sering terjadi adalah tidak adanya studi dalam membuat kebijakan atau keputusan. Padahal setiap pemimpin tidak selalu mengerti semua. Bagi Luhut, kesalahan seorang pemimpin adalah merasa ia tahu semua.
Dikatakan, komunikasi dan kolaborasi menjadi sangat penting seperti apa yang disampaikan Gubernur Ahmad Luthfi.
“Ini memerlukan team work yang kuat seperti Pak Gubernur sampaikan tadi. Saya lihat Beliau ini memang paten. Tentu tidak ada manusia yang sempurna, tetapi Beliau bisa membentuk kerja sama tim. Itu penting,” jelas Luhut.
Menanggapi hal itu, Ahmad Luthfi mengatakan, memang collaborative government itu perlu. Jadi provinsi dan kabupaten/kota tidak bisa berdiri sendiri, harus bersama-sama. Di antaranya jika itu menyangkut sumber daya manusia dan pengembangan wilayah adalah universitas.
“Ia punya kajian-kajian, punya sumber daya manusia. Contoh misalkan, untuk mengembangkan desalinasi, serapan air tanah di tempat kita itu kan tinggi sekali. Maka kita ke depankan Undip bikin terobosan air payau, air laut, itu bisa kita ubah menjadi air tawar,” jelasnya.
Keterlibatan akademisi dari seluruh perguruan tinggi penting untuk membangun wilayah di seluruh sektor.
Sejauh ini sudah ada 88 rektor perguruan tinggi yang menjalin kerja sama dengan Pemprov Jateng dalam berbagai bidang. Kerja sama itu akan terus ditingkatkan agar seluruh potensi digunakan secara maksimal.
“Ke depan, anak-anak kita, mahasiswa harus siap kerja. Artinya mengoneksikan perguruan tinggi agar bisa ditampung di investasi yang kita jaminkan. Inilah yang menjembatani antara kampus dengan Pemprov kepada investasi di tempat kita. Tanpa ada hubungan kausalitas, nanti akan terputus komunikasinya. Sehingga sumber daya manusia kita tidak tersalurkan,” katanya.
Ahmad Luthfi menegaskan, gotong royong, kebersamaan, kolaborasi, dan kerja sama tim, menjadi nafas yang dimiliki Jawa Tengah.
Hal itu diimplementasikan dalam setiap sektor. Misalnya dalam investasi dan menumbuhkembangkan ekonomi di Jawa Tengah.
Tercatat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah triwulan III-2025 sebesar 5,37 % yang ditopang oleh investasi sebesar 85 % dan pendapatan asli daerah (PAD) sebanyak 15 %.
Realisasi investasi Jawa Tengah periode Januari-September 2025 sebanyak Rp66,13 triliun dan masih mungkin bertambah sampai akhir tahun ini. Sementara serapan tenaga kerja mencapai 326 ribu orang.
“Nafas kita yaitu gotong royong, together we can, bersama-sama kita bisa. Agar ekonomi kita berdaya guna, kita harus menggerakkan seluruh potensi masyarakat, untuk berkolaborasi dan berintegrasi dengan pemerintah pusat, serta aglomerasi ekonomi,” katanya. (eko/redaksi)

15 hours ago
7

















































