Semarang, Infojateng.id – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Semarang terpilih sebagai Terbaik I Kinerja Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting 2024, tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Sedangkan Terbaik II diraih TPPS Kabupaten Pati, dan Terbaik III TPPS Kabupaten Batang.
Penghargaan diserahkan Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Slamet AK, pada Evaluasi Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Jateng, yang berlangsung di Ruang Rapat Bappeda Jateng, Rabu (13/11/2024).
Slamet mengapresiasi upaya pemerintah kabupaten/ kota, yang bersama-sama menurunkan stunting.
Dia berharap, penghargaan tersebut menjadi inspirasi dan semangat kabupaten/ kota yang lain untuk bersinergi menurunkan stunting di wilayah masing-masing.
“Kami gemas untuk menurunkan stunting. Kita sudah bersinergi, mengalokasikan dana, mengadakan rakor, tapi mudah-mudahan dengan apresiasi ini, stunting segera turun,” ujar Slamet, yang juga Plt Asisten Administrasi Sekda Jateng.
Ditambahkan, pada 2025, intervensi stunting di Jateng akan terus digencarkan, dengan skema yang hampir sama dengan 2024 ini.
Namun, pihaknya mendorong perluasan keterlibatan dan sinergi dengan banyak pihak, baik BUMN, BUMD, swasta, yayasan, dan sebagainya.
Selain itu, memberi kesempatan kabupaten/ kota menambah alokasi anggaran penanganan stunting.
“Semakin banyak yang terlibat, ke depan akan terlihat hasilnya. Stunting lebih baik dicegah, kalau sudah kena akan susah mengobatinya,” tegasnya.
Kepala Bappeda Jateng, Harso Susilo menambahkan, ke depan, intervensi yang dilakukan tidak hanya fisik, tapi lebih mengutamakan perubahan mindset dan perilaku.
“Mindset dan perilaku lebih kita utamakan, di tingkat FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama), Puskesmas, kita galakkan,” ujar Harso.
Sementara, Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, menyambut baik penghargaan yang diberikan kepada TPPS Kota Semarang. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari upaya yang dilakukan wali kota, dengan semboyannya “Bergerak Bersama”, menggandeng seluruh stakeholder yang ada di Kota Semarang, sehingga dapat menurunkan angka stunting.
“Penghargaan ini bonus sebenarnya. Bagaimana Kota Semarang sangat serius menurunkan stunting dengan bergerak bersama, seluruh stakeholder kita ada, semua aspek dari delapan aspek itu kita cermati semua, utuh, by name by address-nya. Beberapa aktivitas yang dilakukan OPD terintegrasi jadi satu, sehingga (penghargaan ini) memang suatu yang bisa kita banggakan,” ungkap Hernowo.
Ditambahkan, pihaknya akan terus melakukan upaya-upaya pencegahan stunting, karena kelahiran akan terus ada.
Pencegahan dimulai dari penyiapan calon pengantin dengan melakukan pembinaan, agar mereka sadar jika stunting merupakan persoalan yang menyangkut masa depan anak bangsa.
“Kita terintegrasi, punya rumah pelita, aktivitas-aktivitas dapur dashat, ada pula kegiatan PMT (pemberian makanan tambahan), posyandu, edukasi, dan sebagainya, terintegrasi, semua bergerak bersama. Kita tetap akan memonitor, teman-teman dari kelurahan. Yang penting adalah data, data lengkap, data valid, itu yang akan kita sasar, sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan mereka,” tandasnya. (eko/redaksi)