Oleh : Mulipah, S. Pd.
Guru SDN Gerlang, Kabupaten Batang
Infojateng.id Moral merupakan dasar pemikiran seseorang untuk bertindak. Dimana kedudukan moral sebagai self_control dapat berfungsi dalam merealisasikan apa yang ada pada diri setiap manusia dalam bentuk sikap perilaku, perbuatan, perkataan, dan Tindakan yang disertai dengan keindahan karakter. Dengan moral segala Tindakan akan mudah terkontrol dadn teraah, yang kemudian berpotensi untuk menumbuhkan sikap toleransi antara individu datu dengan individu lainnya. Maka dengan adanya toleransi tersebut mereka akan saling berintegrasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
Apabila suatu bangsa dihuni oleh manusia yang bermoral dan bermartabat, maka pastilah kehidupan dan peradaban bangsa tersebut akan berjalan baik, yang nantinya akan membawa jati diri bangsa tersebut kepada kehidupan yang jauh dari keterpurukan, kemiskinan dan Krisi moral yang berkepanjangan, dengan maraknya kasus-kasus yang telah mewarnai bangs aini mencerminkan bahwa bangs akita telah mengalami degradasi kualitas moral yang sangat memprihatinkan. Mulai dari kasus tawuran remaja, narkoba, hamil diluar nikah, perundungan dari jenjang sekolah dasar hingga menengah, hingga kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat tinggi negara yang seharusnya menjadi panutan bagi rakyat.
Semua ini menunjukan bahwa kondisi moral bangs aini terutama generasi muda anak bangsa sudah mulai mengalami degradasi moral sehingga perlu mendapatkan perhatian baik dari Masyarakat maupun pemerintah sebagai Lembaga negara, karena anak-anak merupakan asset bangsa yang harus dijaga, dimana anak bangsa sebagai generasi penerus bangsa yang nantinya berperan dalam pembentukan masa depan bangsa Indonesia.
Dari hal-hal diatas maka Pendidikan karakter sangat penting dalam pembetukan moral bangsa. Pendidikan karakter sendiri merupakan Pendidikan budi pekerti, yaitu yang melibatkan aspek teori (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Pembentukan karakter itu dimulai dari fitrah yang alamiah dipengaruhi oleh lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam pembentukan jati diri manusia. Peran orang tua, sekolag, dan Masyarakat sebagai bagian dari lingkungan sangat penting, oleh karena itu setiap orang tua sekolah dan Masyarakat harus memiliki kedisiplinan dan kebiasaan mengenai karakter yang akan dibentuk. Pendidikan karakter harus diteladani agar agar manusia hidup sesuai dengan norma dan hukum yang ada dengan tujuan menjauhkan diri dari berbagai bentuk perbuatan buruk yang menyakiti sesame dan merugikan orang lain.
Selain nilai akademis, Pendidikan karakter merupakan target penting Pendidikan. Pendidikan karakter di sekolah bertujuan untuk membangun karakter siswa supaya memiliki sifat atau ciri khas yang melekat pada diri seseorang dalam berperilaku sehari hari. Tentu saja untuk membentuk karakter tidak dapat dilakukan sendiri oleh guru disekolah. Pembentukan karakter siswa juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan maupun orang terdekat, misalnya keluarga dan lingkungan sekitar. Bahkan keluarga merupakan tempat pembentukan karakter yang paling utama.
Lingkungan sekolah sebagai salah satu tempat anak memperoleh Pendidikan karakter dirumuskan dalam UUD no 20 tahun 2003 tentang system pendidilan nasional pasal 1 yangn berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan poptensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta serta keterampilan yang diperlukan dirinya, Masyarakat, bangsa, dan negara”.
Diharapkan melalui Pendidikan karakter disekolah, akan tercipta generasi cedrdas, bermoral, berakhlak mulia, dan berpendidikan. Untuk mewujudkan hal itu guru memiliki cara membangun karakter siswa strategi guru dalam pembentukan karakter siswa tentu bermacam-macam.
Salah satu cara pembentuka karakter adalah dengan menanamkan nilai-nilai Pendidikan karakter.
Dengan menanamkan nilai-nilai Pendidikan karakter akan membangun moralitas anak bangsa yang berakhlak dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut.
Memberikan teladan, siswa harus mendapatkan contoh dari guru sebagai mana perilaku guru yang baik kapan saja dan dimana saja. Predikat guru melekat pada guru tidak hanya pada saat disekolah, dimanapun berada tindak tanduk dan perilaku guru akan selalu menjadi perhatian, sehingga guru harus berhati-hati dalam perucap dan berperilaku.
Memberikan pesan moral dalam setiap Pelajaran, pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan menyisipkan pesan moral dalam setiap Pelajaran. Ajakan siswa untuk mengambil hikmah dalam setiap Pelajaran yang dipelajari.
Dengan demikian siswa dapat mengetahui bahwa ilmu tyang sedang dipelajarinya memang penting untuk masa depannya. Apakah Pendidikan karakter dapat disisipkan setiap mata Pelajaran? tentu bisa. Bahkan matematika pundapat disisipkan dengan Pendidikan karakter. Seperti mengajarkan kejujuran, Kerjasama, pantang menyerah dalam menghadapi masalah, optimis dan menyelesaikan masalah dengan baik.
Jujur dan open minded, strategi Pendidikan karakter disekolah dapat dilakukan dengan memberitahu siswa bahwa setiap manusia tentu pernah luput dari kesalahan, tak terkecuali guru. Saat melakukan kesalahan jangan pernah malu untuk mengakui kesalahan yang kita lakukan dan meminta maaf kepada sisswa. Guru harus menerima dengan lapang dada saat murid melakukan koreksi. Hal ini penting dilakukan karena terbuka menerima kritik, berani berkata dengan sebenarnya, bersedia mengakui kesalahan adalah bnetuk contoh perilaku yang harus siswa teladani. Dengan begitu siswa akan melakukan hal yang sama saat mengalami pengalaman sesrupa.
Mengajarkan sopan santun, strategi Pendidikan karakter di sekolah salah satunya dengan menerapkan 5s yaitu, senyum, salam, sapa sopan, dan santun. Mengajarkan sopan santun tidak hanya menuliskan di Lorong-lorong sekolah atau di dinding kelass. Sopan santun dapat diajarkan lagi-lagi dengan teladan. Guru harus mengurus siswa yang bertindak kurang sopan agar tahu apa yang dilakukan kurang tepat. Memberikan teguran sebagai konsekuensi aka napa yang dilakukan siswa sehingga perilaku tersebut tidak terulang Kembali.
Menanamkan leadership, leadership atau jiwa kepemimpinan adalah salah satu karakter siswa yang harus dibangun. Sifat kepemimpinan dapat dilatih melalui Pendidikan karakter. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menjadi pemimpin secara bergantian adalah salah satu contoh Pendidikan karakter.
Menceritakan pengalaman inspiratif, sebelum memulai pembelajaran atau bahkan disela-sela pembelajran dikelas.
Guru dapat menceritakan pengalaman inspiratif baik pengalaman sendiri atauun tokoh-tokoh terkenal. Hal ini akan menginspirasi siswa menjadi elbih baik. Cerita inspiratif tidak hanya tentang keberhasilan seseorang saja, cerita tentang kegagalan seseorang dan bahgaimana dia bangkit dari keterpurukannya akan menjadi Pelajaran yang berharga bagi siswa. Guru juga dapat meminta siswa untuk menceritakan pengalamannya, pengelaman orang tua, atau tokoh kegemaran yang dikagumi. Dengan saling berbagi cerita dan pengalaman, siswa akan belajar satu sama lain sehingga terbit cita-cita untuk menjadi seperti orang yang diceritakan dan menjadi inspirassi, sehingga siswa memiliki solusi Ketika menghadapi masalah.
Melalui kegiatan literasi, guru pasti sudah mengetahui bahwa salah satu kegiatan literasi di sekolah adalah bertujuan untuk membentuk karakter siswa. literasi tidak melulu tentang kemampuan membaca dan menulis. Saat ini definisi literasi adalah kemampuan seseorang untuk mengolah dan memahami informasi. Diharapkan siswa dapat memahami dan memetik Pelajaran, mengembangkan karakter peserta didik melalui literasi ini ada beberapa cara misalnya dengan sudut baca. Guru haru mengatur sedemikian rupa proyek literasi agar dapat berjalan menyenangkan bukan menjadi beban. Cara guru membentuk karakter melalui literasi akan menentukan karakter siswa secara menyeluruh.
Muara dari nilai karakter tersebut dalam kurikulum Merdeka tercermin dalam P5, Dengan nilai-nilai karakter yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya.
Pertama, Beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa Nilai karakter ini mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,menjunjung tinggi sikap sikap toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, rukun, damai dengan agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesame, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter relligius ini ditunjukan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Kedua, Berkebinekaan global, nilai karakter ini merupakan cara berpikir, bersikap, dan membuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap Bahasa, lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalis, dan berkebinekaan global yang berbeda.
Ketiga, Mandiri. Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak tergantung pada orang lain dan mempergunakan segalatenaga, pikiran dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), Tangguh tahan banting, daya juang, professional, kreatif, keberanian, menjadi pembelajaran sepanjang hayat.
Keempat, Gotong royong. Nilai karakter gotong royong antara lain mencerminkan Tindakan menghargai, semangat kerja sama, dan bahu membahu menyelesaikan persoalan Bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan atau pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, kommitmen atas keputusan Bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati, anti diskrimjinasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Kelima. Kreatif. Nilai karakter kreatif pada anak tidak terbatas. Guru harus bisa mengembahan kreatifitas anak dari yang yang kecil sampai yang lebih luas. Kreatifitas yang tidak terbatass ini membutuhkan diagnostic yang tepat. Sehingga guru mampu menerapkan pembelajaran yang tepat sesuai kemampuan siswa. Dalam pembelajaran berupa pembelajaran yang berdiferensiasi.
Keenam. Bernakar kritis. Nilai karakter bernalar kritis siswa diharapkan mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkas. Hal ini sangat dibutuhkan siswa disekolah dan dimasyarakat dalam bersosialisasi dalam kehidupan setelah mereka berada di lingkungan Masyarakat.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan karakter sangat penting bagi moralitas bangsa. Pengenalan mengenai Pendidikan karakter pada anak sangat penting diberikan karena hal ini berkaitan dengan perkembangan emosi dan kecerdasan anak karena berkaitan pula dengan moral dan akhlak seorang anak yang akhirnya bertujuan untuk membentuk individu yang positif dalam rangka mewujudkan generasi muda kea rah yang lebih baik, bertanggung jawab, mandiriserta bertakwa pada Tuhan. Dengan begitu begitu Pendidikan karakter merupakan nilai yang diperlukan dalam mewujudkan kelangsungan hidup bangsa, yang nantinya menjadi pijakan anak Indonesia sehingga berkembang menjadi pribadi yang berkualitas, memiliki akhlak yang baik, jujur, tanggung jawab, hormat dan disiplin.(redaksi)