Meutya Hafid Tegaskan AI Milik Semua Bangsa, Bukan Cuma Negara Tertentu!

9 hours ago 6

JAKARTA, iNews.id - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan teknologi artificial intelligence atau AI adalah warisan bersama umat manusia, bukan hak istimewa segelintir negara. Karenanya, Menkomdigi menyerukan perlunya membangun ekosistem AI yang etis, inklusif, dan mencerminkan keberagaman dunia. 

"Teknologi harus mencerminkan keberagaman dunia, bukan hanya prioritas segelintir orang," ujar Meutya saat tampil sebagai pembicara dalam forum internasional 'Machines Can See 2025' di Dubai, Uni Emirat Arab, beberapa hari lalu. 

Lindungi Anak di Ruang Digital, Menkomdigi Terus Godok PP Perlindungan Anak

Baca Juga

Lindungi Anak di Ruang Digital, Menkomdigi Terus Godok PP Perlindungan Anak

Meutya menekankan, Indonesia saat ini sedang berada dalam fase yang sangat strategis secara demografis, digital, dan geopolitik. Dengan lebih dari 212 juta pengguna internet aktif dan status sebagai negara berpenduduk keempat terbanyak di dunia, Indonesia berkomitmen menjadi bagian aktif dalam membentuk masa depan teknologi global.

Menkomdigi juga menggarisbawahi kesamaan pendekatan yang dibangun Indonesia bersama negara-negara BRICS dalam menciptakan ekosistem AI yang bertanggung jawab. Fokus utamanya mencakup kesetaraan akses, penguatan perspektif global selatan, dan pemanfaatan AI untuk menjawab tantangan nyata masyarakat.

Menkomdigi Minta Warga Beralih dari Kartu Seluler Fisik ke e-SIM, Ini Alasannya

Baca Juga

Menkomdigi Minta Warga Beralih dari Kartu Seluler Fisik ke e-SIM, Ini Alasannya

"Inisiatif Indonesia dengan dialog BRICS semakin mencakup isu-isu seperti menjembatani kesenjangan digital, memajukan solusi pedesaan yang cerdas, dan menjaga kedaulatan data, seperti pemantauan bencana berbasis AI, pertanian cerdas, dan diagnostik kesehatan jarak jauh," ucapnya.

Lebih lanjut, Meutya menjelaskan pendidikan, ketahanan pangan, dan penyediaan layanan publik menjadi tiga aspek yang mendapat perhatian besar pemerintah Indonesia. Oleh karenanya, pemerintah membangun aplikasi AI untuk ketahanan pangan yang akan diluncurkan pada Agustus 2025 dan layanan pemeriksaan kesehatan gratis sebagai bentuk pelayanan publik, serta mempersiapkan sembilan juta talenta digital pada tahun 2030.

Menkomdigi Meutya Hafid Sebut 5,5 Juta Anak Indonesia Jadi Korban Konten Asusila

Baca Juga

Menkomdigi Meutya Hafid Sebut 5,5 Juta Anak Indonesia Jadi Korban Konten Asusila

 Kemkomdigi)Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid. (Foto: Kemkomdigi)

"Keamanan pangan menjadi perhatian Presiden Prabowo, terutama di tengah situasi geopolitik saat ini. Dan juga pendidikan merupakan keyakinan mendasar yang dipegang teguh Indonesia, karena dengan AI, kita percaya bahwa AI tidak hanya itu, mereka yang merancang dan mengatur AI harus lebih pintar dari AI itu sendiri," ujar Meutya.

Pemerintah Kembangkan Program AI untuk Dukung Layanan Publik

Menkomdigi menerangkan bahwa pemerintah membuat berbagai program AI yang dikembangkan untuk mendukung layanan publik, mulai dari sistem perlindungan sosial yang akan diluncurkan Agustus 2025 hingga layanan pemeriksaan kesehatan gratis dan distribusi makanan bergizi untuk pelajar.

 Masalah Belum Selesai

Baca Juga

Pemerintah Blokir Lebih 1 Juta Situs Judi Online, Meutya Hafid: Masalah Belum Selesai

Di bidang infrastruktur digital, Meutya menyebut tantangan besar dalam menghubungkan 17.000 pulau Indonesia secara merata. Pemerintah kini sedang menyiapkan pelelangan spektrum 2,6 dan 3,5 gigahertz serta memperluas jaringan serat optik dan kabel bawah laut. 
Langkah lain yang sedang ditempuh termasuk konsolidasi industri telekomunikasi dan pengembangan pusat data nasional berlatensi rendah untuk mendukung integrasi AI yang optimal.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |