Batang, infojateng.id – Inovasi pengelolaan minyak jelantah oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Batang menjadi salah satu sorotan dalam puncak Indonesia Corporate Sustainability (ICS) Award 2025.
Acara tersebut digelar oleh Olahkarsa bekerja sama dengan Association of Carbon Emission (ACEXI) di Ballroom KEK Industropolis Batang.
Program berbasis komunitas ini dinilai berhasil mengubah limbah rumah tangga menjadi sumber ekonomi sirkular yang memberi dampak nyata bagi masyarakat desa.
Ketua PKK Batang Faelasufa Faiz menyampaikan, bahwa program ini lahir dari kebutuhan mendesak terkait lingkungan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat.
“Ada tiga alasan utama mengapa kami mengembangkan program ini. Pertama, untuk mencegah pencemaran air dan tanah. Kedua, agar masyarakat tidak lagi memakai minyak jelantah berulang yang berisiko bagi kesehatan. Ketiga, untuk memberikan nilai tambah bagi warga dan kas PKK desa,” kata Faelasufa saat ditemui di Rumah Dinas Bupati Batang, Senin (1/12/2025).
Dalam pelaksanaannya, warga menyetorkan minyak jelantah ke posyandu atau titik pengumpulan yang telah ditentukan.
Minyak yang terkumpul kemudian diserahkan kepada PT GML, perusahaan pembeli minyak jelantah, dengan harga Rp7 ribu per liter.
“Dari nilai tersebut, warga menerima Rp5 ribu per liter, sementara PKK desa memperoleh Rp2 ribu per liter untuk menambah kas sekaligus mendukung program pemberdayaan di tingkat desa,” bebernya.
Skema ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi bagi rumah tangga, tetapi juga mendorong lahirnya praktik ekonomi sirkular di tingkat desa.
Adapun dana yang masuk ke kas PKK menjadi modal untuk berbagai kegiatan sosial dan pemberdayaan perempuan.
Faelasufa menyebut, program yang melibatkan 141 desa ini telah berhasil mengumpulkan 3.922 liter minyak jelantah sepanjang Juni hingga November.
“Jumlah tersebut menghasilkan nilai ekonomi sekitar Rp27 juta dan menunjukkan tingginya partisipasi masyarakat,” kata dia.
Keberhasilan program ini, imbuhnya, tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi, tetapi juga dari dampak lingkungan dan sosial yang terukur.
Program ini telah menyosialisasikan pengelolaan jelantah kepada lebih dari seribu warga. Selain itu, upaya ini berhasil mencegah sekitar 8 ton emisi CO₂e.
“Dengan capaian tersebut, inovasi PKK Batang terpilih untuk ditampilkan dalam ICS Award 2025 sebagai contoh praktik ekonomi sirkular berbasis komunitas yang efektif,” ungkap Faelasufa.
Secara lingkungan, program ini membantu mencegah pencemaran air dan tanah karena minyak jelantah tidak lagi dibuang sembarangan.
Minyak yang terkumpul kemudian diolah menjadi energi rendah karbon sehingga limbah dapat berubah menjadi sumber energi bersih.
“PKK juga aktif melakukan edukasi dan sosialisasi kepada warga desa, yang dinilai berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan limbah rumah tangga secara bijak,” pungkasnya. (eko/redaksi)

3 days ago
11

















































