Profil Ahmad Al Sharaa Presiden Suriah yang Baru, Pernah Jadi Buruan AS Dihargai Rp162 Miliar

3 hours ago 1

JAKARTA, iNews.id - Profil Ahmad Al Sharaa, presiden Suriah yang baru, menarik untuk diketahui. Al Sharaa ditunjuk sebagai presiden Suriah di masa transisi sebelum menggelar pemilu guna membentuk pemerintahan yang permanen.

Al Sharaa, sebelumnya dikenal dengan nama Abu Mohammed Al Julani, menjadi populer sejak penggulingan Presiden Bashar Al Assad pada 8 Desember 2024. Dia memimpin kelompok oposisi bersenjata Hayat Tahrir Al Sham (HTS), merebut wilayah demi wilayah, sebelum menaklukkan Damaskus, dalam waktu yang relatif singkat, tak sampai 2 pekan.

Pimpin Penggulingan Bashar Al Assad, Ahmad Al Sharaa Jadi Presiden Suriah Sementara

Baca Juga

Pimpin Penggulingan Bashar Al Assad, Ahmad Al Sharaa Jadi Presiden Suriah Sementara

Profil Ahmad Al Sharaa

Al Sharaa sebenarnya sudah menjadi pusat perhatian saat pasukannya memegang kendali Aleppo serta merebut lebih banyak wilayah di Suriah setelahnya, termasuk Damaskus.

Dia lahir dengan nama Ahmad Hussein Al Sharaa pada 1982 di Riyadh, Arab Saudi. Di Saudi, ayahnya bekerja sebagai insinyur perminyakan. Keluarganya kembali ke Suriah pada 1989 dan menetap di wilayah dekat Damaskus.

Rezim Assad Tumbang, Rusia Rayu Pemimpin Suriah Baru Pertahankan Pangkalan Militer

Baca Juga

Rezim Assad Tumbang, Rusia Rayu Pemimpin Suriah Baru Pertahankan Pangkalan Militer

Tidak banyak diketahui mengenai masa lalunya di Damaskus sebelum pindah ke Irak pada 2003. Di Irak dia bergabung dengan Al Qaeda sebagai bagian dari perlawanan terhadap invasi Amerika Serikat (AS) pada tahun yang sama.

Al Sharaa ditangkap oleh pasukan AS di Irak pada 2006 dan ditahan selama 5 tahun. Setelah bebas, Al Sharaa ditugaskan untuk mendirikan cabang Al Qaeda di Suriah yang diberi nama Front Al Nusra, memperluas pengaruhnya di wilayah yang dikuasai oposisi, terutama Idlib.

 Israel Bikin Suriah Makin Kacau!

Baca Juga

Rusia: Israel Bikin Suriah Makin Kacau!

Di tahun-tahun awal dia banyak berkoordinasi dengan Abu Bakr Al Baghdadi, pemimpin ISIS di Irak. Pada April 2013, Al Baghdadi mengumumkan kelompoknya memutuskan hubungan dengan Al Qaeda dan akan memperluas wilayah ke Suriah.

Ekspansinya itu secara efektif memasukkan Front Al Nusra ke dalam kelompoknya. Namun, Al Sharaa menolak beragung dan mempertahankan kesetiaannya kepada Al Qaeda.

Diam-Diam, AS Jalin Kontak dengan Kelompok Oposisi Suriah HTS yang Masih Berstatus Teroris

Baca Juga

Diam-Diam, AS Jalin Kontak dengan Kelompok Oposisi Suriah HTS yang Masih Berstatus Teroris

Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada 2014, Al Sharaa menyampaikan Suriah harus diperintah berdasarkan interpretasi kelompoknya yaitu tentang 'hukum Islam', dan kaum minoritas di negara itu, seperti Kristen dan Alawi, tidak akan diakomodasi.

Namun dia banyak berubah setelah itu. Pada tahun-tahun berikutnya, Al Sharaa menjauhkan diri dari proyek Al Qaeda untuk bertujuan mendirikan "kekhalifahan global" di semua negara mayoritas Muslim.  Dia juga lebih fokus untuk pembangunan kelompoknya di dalam Suriah.

Mohammed Al Bashir Resmi Jadi Perdana Menteri Suriah Sementara

Baca Juga

Mohammed Al Bashir Resmi Jadi Perdana Menteri Suriah Sementara

Namun pada Juli 2016, Aleppo jatuh ke tangan rezim Assad sehingga membuat kelompoknya pindah ke Idlib. Tak lama setelah itu, Al Sharaa mengumumkan kelompoknya berubah menjadi Jabhat Fateh Al Sham.

Al Sharaa Mendirikan HTS

Pada awal 2017, Al Sharaa mengumumkan penggabungan sejumlah kelompok dengan kelompoknya hingga terbentuklah HTS.

Sebagai pendiri HTS, Al Sharaa menghabiskan waktu hampir 10 tahun untuk memisahkan diri dari pasukan bersenjata lain dan fokus pada operasi transnasional.

HTS menjalankan pemerintahan di Idlib yang didirikannya pada 2017. Seperti layaknya sebuah negara, pemerintahan di Idlib memberikan layanan sipil, pendidikan, kesehatan, peradilan, dan infrastruktur serta mengelola keuangan secara mandiri.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |