JAKARTA, iNews.id - Sejarah may day atau dikenal dengan Hari Buruh di Indonesia akan diuraikan dalam artikel ini. Hari buruh dirayakan pada tanggal 1 Mei.
Namun, di balik perayaan hari buruh terdapat sejarah panjang tentang perjuangan keras kaum buruh menuntut hak-hak dasar mereka.

Baca Juga
Pertamina Olah 78 Juta Barel Minyak Mentah di Kuartal I-2025
Sejarah May Day
Mengutip buku The History of May Day, asal mula hari buruh tidak dapat dipisahkan dari perjuangan untuk memperpendek hari kerja, yang merupakan tuntutan yang sangat penting secara politis bagi kelas pekerja. Perjuangan ini tampak jelas sejak awal berdirinya sistem pabrik di Amerika Serikat (AS).
Meskipun tuntutan upah tinggi menjadi penyebab paling umum aksi mogok kerja di AS, pertanyaan tentang jam kerja yang lebih pendek dan hak untuk berorganisasi selalu dikedepankan ketika para pekerja merumuskan tuntutan mereka terhadap para bos dan pemerintah.

Baca Juga
Peringatan Hari Buruh 1 Mei bakal Digelar di Monas, Dihadiri 200.000 Orang
Sejarah may day bermula pada akhir abad ke-19 di AS, di mana para pekerja dihadapkan pada jam kerja yang sangat panjang, bisa mencapai 16 per hari. Selain itu, upah yang didapat buruh rendah dan kondisi kerja memprihatinkan.
Pada tahun 1884, Federasi Organisasi Buruh dan Serikat Buruh menggelar kongres di Chicago. Mereka menuntut pembatasan jam kerja menjadi delapan jam sehari, dengan slogan yang dikenal "Eight hours for work, eight hours for rest, and eight hours for what we will." (Delapan jam untuk bekerja, delapan jam untuk istirahat, dan delapan jam untuk apa yang kita inginkan).
Puncaknya terjadi pada 1 Mei 1886, ketika lebih dari 300.000 buruh di seluruh AS menggelar aksi mogok kerja besar-besaran. Aksi ini kemudian dikenal sebagai Gerakan 1 Mei.
Empat hari setelah mogok massal, pada 4 Mei 1886, satu aksi damai di Haymarket Square, Chicago, berubah menjadi tragedi. Ketika polisi mencoba membubarkan massa, tiba-tiba sebuah bom meledak di tengah kerumunan. Akibatnya, beberapa polisi dan demonstran tewas.