JAKARTA, iNews.id - Siapa dosen penguji skripsi Jokowi di UGM? Pertanyaan ini kembali menjadi sorotan publik setelah munculnya kontroversi terkait keaslian skripsi dan ijazah Presiden Joko Widodo.
Diketahui bahwa dosen pembimbing skripsi Jokowi adalah Ir. Kasmujo, yang dikenal sebagai sosok tegas dan disiplin. Namun, dalam dokumen skripsi yang beredar, tidak ditemukan lembar pengesahan dari dosen penguji, yang biasanya menjadi bukti sah bahwa skripsi telah diuji dan disetujui.

Baca Juga
5 Fakta Pangeran Al Waleed, Sleeping Prince yang Sudah Koma 19 Tahun
Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan dan tuntutan klarifikasi dari sejumlah pihak, termasuk alumni dan pengamat pendidikan, kepada Universitas Gadjah Mada untuk menjelaskan proses akademik Jokowi secara transparan dan ilmiah. Pihak UGM sendiri menegaskan bahwa Jokowi telah menjalani seluruh proses akademik sesuai prosedur dan menolak tuduhan pemalsuan dokumen tersebut.
Siapa Dosen Penguji Skripsi Jokowi di UGM?
Melansir laman resmi Kagama, pada Desember 2017 lalu, Jokowi pernah hadir dan mengisi kuliah umum dalam perayaan Dies Natalis UGM ke-68 di Grha Sabha Pramana.

Baca Juga
Cerita 3 Teman Seangkatan Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM: Aktif Mapala, Hobi Blusukan
Pada awal sambutannya di hadapan para alumni, dekanat, dan mahasiswa, Presiden Jokowi mengundang Ir. Kasmudjo, MS. untuk naik ke panggung bersamanya.
Kasmudjo merupakan dosen pembimbing akademik Jokowi saat ia masih menjadi mahasiswa dan sebelum menjabat sebagai Presiden Indonesia.

Baca Juga
Profil Pak Kasmudjo Dosen Pembimbing Skripsi Jokowi, Fakta Mengejutkan Terungkap!
“Beliau (Kasmudjo_red) waktu dulu membimbing saya, seingat saya galak sekali. Tapi sekarang saya melihat beliau sangat bijaksana sekali,” kata Jokowi disusul tawa para hadirin, Selasa 19 Desember 2017 lalu.
Jokowi juga menceritakan bagaimana perjuangannya saat menyelesaikan skripsi. Ia juga turut menyampaikan terima kasih kepada Kasmudjo, karena berkat bimbingannya, dirinya dapat menyelesaikan skripsi di Jurusan Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan.
“Meskipun saya lupa juga bolak-baliknya berapa kali. Karena begitu maju, dibentak, balik, begitu maju, dibentak, kok galak sekali. Tapi sekarang alhamdulillah, ini semua atas bimbingan Pak Kasmudjo,” kata Jokowi.
Menurut Kasmudjo, Jokowi tetap seperti dulu; jujur, sederhana, dan disiplin. Jokowi termasuk mahasiswa yang disiplin dan berhasil menyelesaikan skripsinya hanya dalam waktu 6 bulan.
“Dia bicara seperlunya, dan suka naik gunung, aktif di mahasiswa pencinta alam Silvagama,” kata Kasmudjo.
Kasmudjo resmi pensiun pada 5 April 2014. Pada November lalu, ia genap berusia 68 tahun, namun semangatnya dalam membaca dan menulis tetap tinggi. Selain masih mengajar di Diploma III Pengelolaan Hutan di Sekolah Vokasi UGM, dosen senior Fakultas Kehutanan ini juga tengah mempersiapkan dua buku baru yang membahas inovasi dalam pengembangan hasil hutan bukan kayu.
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Muncul Kembali
Baru-baru ini, mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, mempertanyakan keaslian ijazah dan skripsi Presiden Joko Widodo dari UGM. Ia menyoroti penggunaan font Times New Roman pada lembar pengesahan dan sampul skripsi yang menurutnya belum ada pada era 1980-1990-an. Klaim ini memicu polemik di media sosial, dengan sebagian warga net meragukan, sementara yang lain mempercayai narasi tersebut yang disertai analisis forensik digital.
Respons dan Klarifikasi dari UGM
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menyesalkan tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa Rismon sebagai dosen seharusnya menyimpulkan berdasarkan fakta dan metode penelitian yang benar. Ia menjelaskan bahwa penggunaan font Times New Roman sudah umum digunakan mahasiswa pada masa itu, terutama untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan di percetakan sekitar kampus seperti Prima dan Sanur.
“Fakta adanya mesin percetakan di Sanur dan Prima juga seharusnya diketahui yang bersangkutan karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM,” tegas Sigit.
Sigit juga menjelaskan bahwa isi skripsi Jokowi setebal 91 halaman diketik menggunakan mesin ketik, sementara sampul dan lembar pengesahan dicetak di percetakan. Mengenai nomor seri ijazah yang hanya berupa angka tanpa klaster, itu merupakan kebijakan fakultas yang berlaku untuk semua lulusan Fakultas Kehutanan pada masa itu.
“Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau, beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,“ tegas Sigit.
Pengakuan dari Ketua Senat dan Teman Seangkatan Jokowi
Ketua Senat Fakultas Kehutanan, San Afri Awang, juga menyesalkan tuduhan tersebut dan membagikan pengalamannya terkait penggunaan font Times New Roman dan jasa percetakan pada masa itu.
“Saya masih ingat waktu saya buat cover (skripsi), lari ke Prima... Jangan heran di sekitar UGM juga sudah ada jasa pengetikan menggunakan komputer IBM PC, “ kata San Afri.
Frono Jiwo, salah satu teman seangkatan Joko Widodo saat kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, mengaku prihatin dengan informasi yang beredar di medsos tentang ijazah dan skripsi Joko Widodo yang dianggap palsu. Frono bercerita dirinya merupakan teman satu angkatan dengan Joko Widodo. Keduanya sama-sama masuk kuliah tahun 1980 dan wisuda bareng di tahun 1985. “Kami seangkatan dengan Pak Jokowi, masuk tahun 1980,” katanya.
Jokowi Mahasiswa Pendiam dengan Selera Humor Tinggi
Selama kuliah, kata Frono, tipikal Joko Widodo termasuk orang yang pendiam. Namun saat kumpul dengan temannya, Joko Widodo memiliki selera humor yang tinggi karena sering melontarkan candaan yang mengundang tawa teman dekatnya. “Pak Jokowi orangnya pendiam, tapi kalau ngobrol selalu kocak, apa yang jadi pembicaraan selalu mengundang tawa,” kenangnya.
Frono mengamini bahwa Joko Widodo ketika mahasiswa memiliki hobi naik Gunung. Bahkan beberapa gunung di Jawa dan Sumatera pernah ia daki. Hanya saja, Frono mengaku hanya sesekali saja naik gunung. “Pak Jokowi sering naik gunung, tapi saya jarang dan seingat saya, saya tidak pernah bareng naik gunung sama Pak Jokowi,” paparnya.
Soal ijazah, Frono mengaku tampilan ijazahnya sama dengan Joko Widodo. Menggunakan font yang sama, ditandatangani oleh Rektor Prof. T Jacob dan Dekan Prof Soenardi Prawirohatmodjo. Hanya saja yang berbeda dari nomor kelulusan. “Ijazah saya bisa dibandingkan dengan ijazahnya Pak Jokowi. Semua sama kecuali nomor kelulusan ijazah dari Universitas dan Fakultas,” ujarnya.
Sedangkan soal skripsi, Frono bercerita seluruh mahasiswa satu angkatannya menulis skripsi menggunakan mesin ketik. Sedangkan sampul, lembar pengesahan dan penjilidan hampir semuanya dilakukan di percetakan. “Pembuatan skripsi semua pakai mesin ketik, walaupun sudah ada komputer tapi jarang sekali yang bisa. Kalau sampul, lembar pengesahan, penjilidan skripsi semua di percetakan,” katanya.
Frono dan Jokowi kerja di Perusahaan Kertas di Aceh
Tidak hanya kuliah dan lulus bareng, Frono dan Joko Widodo juga melamar pekerjaan di perusahaan yang sama di Aceh, PT. Kertas Kraft Aceh (Persero). Namun menurut Frono, Joko Widodo hanya bekerja selama dua tahun saja karena sang istri, Iriana Jokowi, tidak betah tinggal di tengah area hutan pinus yang berada di wilayah sekitaran Aceh Tengah.
“Kami bertiga, Pak Jokowi, saya dan almarhum Hari Mulyono (adik ipar Jokowi) bareng-bareng masuk kerja. Setelah Pak Jokowi menikah, Ibu Iriana kayaknya tidak betah karena basecamp berada di tengah hutan pinus di Aceh Tengah, Pak Jokowi resign dulu, tinggal saya dan almarhum Hari Mulyono yang masih bertahan,” kenangnya.
Guru Besar Hukum Pidana UGM, Marcus Priyo Gunarto, menilai tuduhan Rismon bahwa Joko Widodo telah melakukan tindakan pemalsuan ijazah dan skripsi harus bisa dibuktikan. Menurut Marcus, ada dua tindakan pemalsuan dalam ranah hukum pidana, yakni membuat palsu dan memalsukan.
Membuat palsu, artinya dokumen asli tidak pernah ada namun pelaku membuat surat atau akta dalam hal ini ijazah, seolah-olah itu ada dan asli padahal sebelumnya tidak pernah ada. “Itu namanya membuat palsu,” tegasnya
Pertanyaan siapa dosen penguji skripsi Jokowi di UGM, sudah terjawab bukan? Semoga artikel ini bermanfaat.
Editor: Komaruddin Bagja