Trump Ngotot Ambil Alih Terusan Panama, Lagi-Lagi Senggol China

1 month ago 12

WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump mengulangi kembali keseriusannya untuk merebut kendali Terusan Panama. Dia menyampaikan hal itu dalam konferensi pers di Mar-a-Lago, Florida, pada Selasa kemarin.

Pihaknya masih mempertimbangkan pengambilalihan kendali terhadap kanal strategis sepanjang 80 km lebih yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Atlantik itu.

Presiden Mulino Tolak Mentah-Mentah Negosiasi dengan Trump soal Terusan Panama

Baca Juga

Presiden Mulino Tolak Mentah-Mentah Negosiasi dengan Trump soal Terusan Panama

"Jadi Terusan Panama sedang dibahas dengan mereka (pemerintah Panama) sekarang," kata Trump, seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (8/1/2025).

Terusan Panama sangat penting bagi perekonomian dan keamanan AS yakni pengerahan pasukan angkatan laut (AL) dari Atlantik ke Pasifik dan sebaliknya, ketimbang harus memutar jauh ke selatan.

Trump Ancam Rebut Terusan Panama, Ini Tanggapan Keras Presiden Mulino

Baca Juga

Trump Ancam Rebut Terusan Panama, Ini Tanggapan Keras Presiden Mulino

"Saya bisa menyampaikan ini, kita membutuhkan mereka (Terusan Panama) untuk keamanan ekonomi," ujarnya.

Lebih lanjut Trump menuduh pemerintah Panama memberikan kendali pengoperasian terusan itu ke China.

Trump Ancam Rebut Kembali Terusan Panama, kok Begitu?

Baca Juga

Trump Ancam Rebut Kembali Terusan Panama, kok Begitu?

"Lihat, Terusan Panama sangat penting bagi negara kita. Itu dioperasikan oleh China. Kita memberikan Terusan Panama kepada Panama, bukan memberikannya untuk China. Mereka telah menyalahgunakannya. Itu seharusnya tidak dilakukan," tutur politikus Partai Republik itu.

Trump pada 22 Desember lalu mengatakan akan merebut kembali pengoperasian Terusan Panama. Alasannya, kapal-kapal dagang AS harus membayar dengan harga mahal untuk melintasinya. Padahal kanal itu dibangun oleh AS.

Mengomentari ancama itu, Presiden Panama Jose Raul Mulino menegaskan, Terusan Panama sepenuhnya milik negaranya berdasarkan perjanjian tahun 1977. Selain itu, kedaulatan negara tidak bisa dikompromikan.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |