Warga Magelang Diajak Ubah Sampah Jadi Sumber Nilai Ekonomi

10 hours ago 3

Kota Magelang, Infojateng.id – Wali Kota Magelang Damar Prasetyono mengajak masyarakat untuk memandang sampah bukan sekadar persoalan kebersihan, melainkan sebagai sumber nilai ekonomi dan penggerak perubahan gaya hidup.

Menurutnya, pengelolaan sampah harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir, dimulai dari rumah tangga sebagai titik awal.

“Ketika keluarga terbiasa memilah sampah, maka proses pengelolaan di tingkat kota menjadi lebih mudah dan bernilai. Bank sampah bukan hanya tempat menampung, tetapi juga sumber ekonomi warga,” ujar Damar saat berkunjung ke Kampung Habitat, Bogeman Wetan, Kelurahan Panjang, dalam kegiatan bertajuk Wali Kota Merangkul, Kamis (23/10/2025).

Damar menilai, kesadaran masyarakat dalam memilah sampah organik dan anorganik merupakan langkah awal yang krusial untuk menekan volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Ia mengungkapkan, capaian pengelolaan sampah di Kota Magelang saat ini telah mencapai 94,84 persen, yang menunjukkan keseriusan pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan.

“Adapun sisa 5,16 persen yang belum terkelola menjadi tantangan berikutnya agar semua limbah dapat dimanfaatkan secara optimal,” imbuhnya.

Selain bank sampah, Pemerintah Kota Magelang juga terus mengembangkan berbagai program berbasis masyarakat, seperti kampung organik, kampung iklim, sekolah Adiwiyata, dan kampung mandiri sampah.

Upaya tersebut disertai edukasi lingkungan di sekolah serta pelatihan bagi masyarakat agar kesadaran mengelola sampah tumbuh sejak dini.

“Pengelolaan sampah yang baik berhubungan langsung dengan sanitasi dan kesehatan masyarakat. Lingkungan yang bersih menciptakan warga yang sehat dan berdaya,” tegas Damar.

Dalam kegiatan tersebut, Wali Kota juga menyerahkan apresiasi kepada para pemenang Lomba K3 tingkat RW, kelurahan, BUMD, dan BUMN di Kota Magelang.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, Mahmud Yunus, menyampaikan, keterbatasan daya tampung Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPSA) mendorong pemerintah untuk memperkuat strategi pengurangan sampah dari sumbernya.

Saat ini, Kota Magelang memiliki 157 Bank Sampah Unit (BSU) dengan serapan mencapai 1,2 ton per hari.

Selain itu, DLH juga mengembangkan pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot, pembuatan kompos di kampung organik, serta edukasi pengelolaan melalui Sekolah Pengelolaan Sampah.

“Kami mendorong perubahan paradigma dari pola kumpul–angkut–buang menjadi pilah–angkut–proses–manfaatkan kembali,” jelas Yunus.

Sebagai penguatan, Pemerintah Kota Magelang telah menetapkan Program Makclinge (Magelang Clean Sheet) sebagai program unggulan 2025–2030.

Program ini berfokus pada percepatan dan sinkronisasi pengelolaan sampah secara komprehensif guna meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. (eko/redaksi)

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |