JAKARTA, iNews.id - Artis Ashanty menjalani puasa 120 jam atau yang dikenal dengan prolonged fasting. Keputusannya itu memicu perdebatan publik.
Ashanty menegaskan kalau dirinya melakukan puasa 120 jam dengan berkonsultasi terlebih dahulu dan mencari informasi sendiri di jurnal hingga video dokter. Dengan kata lain, dia melakukan prolonged fasting dengan kesadaran penuh dan dengan ilmu yang cukup.

Baca Juga
Indonesia Fashion Week 2025 Kembali Digelar dengan Tema Ronakultura Jakarta, Ini Artinya
Bicara soal tujuan, Ashanty melakukan puasa 120 jam demi bisa terlihat lebih kurus di depan kamera. Dia menerima banyak sekali komentar terkait bentuk tubuh dan dengan melakukan puasa panjang ini, diharapkan dia bisa mendapatkan tubuh yang lebih ideal menurutnya.
Di sisi lain, apa pandangan medis menilai tindakan Ashanty yang puasa 120 jam lamanya? Apakah langkah ini bermanfaat atau malah berbahaya?

Baca Juga
Tangis Ashanty Pecah Lulus Ujian Kualifikasi S3, Netizen Ikut Terharu
Menurut Dokter Medical Check Up di Bethsaida Hospital Gading Serpong dr Jessica Louisa, tindakan prolonged fasting adalah salah satu langkah detoksifikasi tubuh. Namun, dengan berpuasa 120 jam, tubuh akan kehilangan asupan. Artinya, nutrisi berisiko tidak seimbang.
"Secara medis, terbukti bahwa puasa 100 jam lebih itu akan lebih baik jika memperhatikan asupan makanan yang bisa dilakukan seumur hidup," kata dr Jessica saat ditemui usai menghadiri acara Kolaborasi Strategis Bethsaida Healthcare dengan IHH, GAH dan Indo Medivac, beberapa hari lalu.

Baca Juga
Momen Haru Anang Hermansyah Berdoa Ingin Meninggal Dunia di Pelukan Ashanty
Dokter Jessica melanjutkan, puasa dalam waktu lebih dari 100 jam itu bukan tanpa risiko. Apalagi tubuh manusia pada dasarnya tetap membutuhkan asupan makanan yang cukup setiap harinya.