JAKARTA, iNews.id - Niat Puasa Syawal digabung puasa Senin Kamis dianjurkan untuk diamalkan umat Islam agar mendapat dua pahala sekaligus. Saat ini, Bulan Syawal sudah memasuki hari ketujuh.
Bagi umat Islam yang belum sempat menjalankan puasa syawal 6 hari berturut-turut, kini waktu yang tepat untuk menjalankan puasa sunnah tersebut karena berbarengan dengan hari Senin, salah satu hari yang disunnahkan untuk menjalankan puasa sunnah.
Baca Juga
Bolehkah Puasa Syawal Dulu Baru Qodho Ramadhan? Begini Penjelasannya
Puasa Syawal boleh dilakukan tidak berurutan atau berselang hari yang penting masih di bulan Syawal. Sebab, dalam hadits tidak dijelaskan adanya teks berurutan. Karenanya, boleh dilakukan terpisah asalkan masih di Bulan Syawal.
Keutamaan Puasa Syawal tersebut juga bisa didapatkan meski tidak melaksanakannya berurutan 6 hari langsung. Hal tersebut diungkapkan oleh ulama Syafi'iyah, Imam Nawawi dalam kitabnya Syarhu Al Nawawi Li Muslim (8/56):

Baca Juga
7 Keutamaan Puasa Syawal Menurut Hadits, Dapat Pahala Setara Satu Tahun
"Afdhalnya puasa 6 hari Syawal dilakukan secara berurutan dan menyambung setelah Idul Fitri. Jika terpisah atau diakhirkan dari awal Syawal sampai akhir Syawal, itu juga masih bisa mendapatkan pahala karena itu juga masih disebut 6 hari syawal.
Ustaz Hanif Luthfi Lc dalam bukunya berjudul "Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan, menggabungkan dua niat dalam satu puasa menurut ulama adalah boleh jika waktunya bersamaan baik puasa sunnah dengan qodho Ramadhan maupun puasa sunnah dengan puasa sunnah lainnya. Seperti Puasa Syawal digabung dengan puasa sunnah Senin Kamis ketika bersamaan dalam satu hari.
Niat Puasa Syawal Digabung Puasa Senin Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّال وَعَنْ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ ِللهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnatis Syawwaali wa 'an shauma yaumal khamisi
lillaahi ta’aala
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal dan puasa sunnah Kamis esok hari karena Allah SWT.
Niat Puasa Syawal boleh dilakukan pada pagi atau siang hari dengan catatan belum makan dan minum sejak pagi lalu terbersit keinginan untuk berpuasa.
Para ulama sepakat bahwa ketentuan untuk berniat sejak sebelum terbitnya fajar hanya berlaku untuk puasa yang hukumnya fardhu, seperti puasa Ramadhan, puasa qadha’ Ramadhan, puasa nadzar dan puasa kaffarah.
Sedangkan untuk puasa yang bukan fardhu atau puasa sunnah, para ulama sepakat tidak mensyaratkan niat sebelum terbit fajar. Jadi boleh berniat puasa meski telah siang hari asal belum makan, minum atau mengerjakan sesuatu yang membatalkan puasa.
Editor: Kastolani Marzuki