Buka Pameran Wastra, Taj Yasin Wajibkan ASN Jateng Kenakan Kain Lurik Setiap Selasa

13 hours ago 4

Semarang, Infojateng.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen menyampaikan terima kasih kepada Kementrian Kebudayaan yang telah memberikan kepercayaan Provinsi Jawa Tengah sebagai Tuan Rumah dalam pengembangan pustaka, kebudayaan, dan kemuseuman.

Yakni melalui penyelenggaraan “Pameran Nasional Kain Tradisional Nusantara” bertema Rupa Warna Wastra Nusantara yang diadakan mulai tanggal 8 sampai dengan 12 Mei 2024.

Hal itu disampaikan Wagub di depan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon dalam sambutannya saat pembukaan pameran di Museum Ranggawarsita, Semarang, Jumat (9/5/2025).

Wagub menyampaikan, Jawa Tengah sudah beberapa kali menjadi tuan rumah beberapa agenda nasional kaitannya dengan perpustakaan, kebudayaan dan kemuseuman.

Hal itu akan membawa nilai positif dengan meningkatkan kunjungan siswa ke museum. Oleh karenanya, wajah dalam dan inovasi museum akan selalu ditingkatkan.

Pameran kali ini bertujuan untuk mempromosikan bermacam macam kain tradisional.

Batik sendiri, kata Wagub, sudah masuk dalam Integible Cultural Heritage oleh Unesco sejak tahun 2009.

Namun demikian, masih banyak kreasi tradisional kain di bawahnya batik yang juga membutuhkan perhatian, seperti lurik, Troso dan lainnya.

“Syukur-syukur kalau bisa mendapat paten sebagai  milik negara kita,” ujar Yasin.

Kain tradisional sendiri di Jawa Tengah juga memiliki kekayaan akan ragam serta kreasinya. Misalnya, kain Goyor di Sragen dipakai baju. Namun di Pantura, justru dipakai sebagai sarung.

Sosok yang akrab disapa Gus Yasin itu mengatakan, kain yang saat ini dipamerkan perlu ada desainer dan inovasinya.

Oleh karenanya, kesempatan yang luar biasa ini harus dimanfaatkan sebagai promosi sehingga orang bisa melihat kekayaan kain yang beragam.

Upaya Pemprov untuk melestarikan kain tradisional telah dilakukan dengan aturan mengenakan pakaian tradisi pada hari Kamis.

Pada hari yang sama juga setiap acara Pemprov wajib menggunakan Bahasa Jawa, kecuali acara tersebut mengundang tamu dari luar Jateng.

“Pada hari Selasa kita di Pemprov juga menggunakan lurik,” ujar Gus Yasin.

Dukungan pemerintah daerah terhadap batik juga tertuang di antaranya dengan terbitnya Perda di Kabupaten Rembang yang mengatur batik Laseman harus berupa batik tulis, dan tidak diperkenankan menggunakan cap.

Meskipun harganya mahal, namun peminatnya tidak pernah surut. Hal itu tidak lain adalah dalam rangka komitmen Pemda dalam menghargai seni tradisi yang bernilai tinggi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Sadimin, dalam sambutannya mengatakan, pameran dilaksanakan selama lima hari diikuti oleh 36 museum yang ada di  Indoesia.

Dikatakan Sadimin, harmonisasi dan kolaborasi akan membawa dampak positif dengan berbagai kegiatan.

Pameran diharapkan menjadi wahana memperkokoh persatuan dan kesatuan melalui kolaborasi antar museum.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam sambutan pembukaannya mengatakan, pameran ini sangat penting sebagai upaya dalam menghimpun berbagai kekayaan keberagaman Wastra Nusantara.

Dalam lawatannya di berbagai negara, Menteri mengakui jika Indonesia merupakan negara yang paling kaya akan budaya dan keragaman.

Saat ini, kata Menteri Fadli Zon, pemerintah sudah menetapkan 2.213 sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) di Indonesia. Sementara potensinya mencapai sekitar 50 ribu.

Dan dalam waktu mendatang akan menambah 500 lagi WBTB. Sedangkan yang sudah ditetapkan oleh Unesco ada 16 enkripsi. Antara lain gamelan, keris, noken, batik, jamu, kebaya, angklung, reog, kulintang, kebaya, dan pinisi.

“Dari yang diakui UNESCO ada tiga Wastra yaitu batik, noken dan kebaya. Ini modal yang sangat penting dan bisa menciptakan potensi yang besar dalam perekonomian,” kata Fadli Zon. (eko/redaksi)

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |