Jepara, Infojateng.id – Ribuan kader Ansor Banser mengikuti kegiatan Apel Patriotisme 5.000 Kader Ansor Banser dan Kemah Bakti II, di GOR Al Fitroh Desa Watuaji, Kecamatan Keling, Sabtu (3/5/2025) sore.
Bupati Jepara Witiarso Utomo turut membakar semangat para peserta Apel Patriotisme ini.
Menurutnya, lewat kegiatan ini, kader Ansor Banser telah mewujudkan teori tentang wawasan kebangsaan.
“Betapa hebatnya KH. Hasyim Asy’ari, bisa menyatukan kita semua, meski berbeda-beda. Ini adalah manifestasi dari wawasan kebangsaan yakni menjaga keutuhan NKRI,” kata Mas Wiwit, sapaan akrab bupati.
Hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua KPK Fitroh Rochyanto, Ketua Tanfidziah PCNU Jepara Charis Rohman, hingga Bupati Pati Sudewo.
Selain itu, hadir juga Pimpinan Cabang Ansor mulai dari Jepara, Pati, Kudus, Kota Semarang, Wilayah Jawa Tengah, hingga Pusat.
Wujud bakti seiring Apel Patriotisme ini, Ansor Kabupaten Jepara menargetkan penanaman puluhan hektare lahan produktif oleh kader-kadernya di seluruh Kabupaten Jepara.
Target ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan, memperkuat kemandirian petani muda, serta membangun jaringan pertanian berbasis kaderisasi organisasi.
Menurut bupati, Apel Patriotisme Ansor Banser di Jepara mencerminkan pandangan yang visioner.
Ke depan, ia berharap agar seluruh kader GP Ansor senantiasa berada di garda terdepan dalam membela NKRI.
Kader Ansor, lanjut dia, juga harus berperan aktif tidak hanya di bidang sosial dan keagamaan, tetapi juga dalam sektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian bangsa.
“Tidak mengenal usia, dari yang muda sampai sepuh semua semangat mengikuti kegiatan ini. Saya rasa, iklim seperti ini selalu terjaga berkat tangan-tangan Ansor Banser, harapannya hingga esok dan sampai kapanpun akan terus begitu. Terima kasih Ansor Banser,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang diwakili Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Haerudin menyampaikan bahwa GP Ansor sebagai Banom NU punya peran strategis dalam menjaga ideologi.
Hal itu bisa dilakukan oleh 7-10 juta kader Ansor yang menguasai media sosial secara komprehensif.
Menurutnya, aktivitas pencerahan yang dilakukan kader Ansor bisa menjadi tameng untuk mencegah praktik intoleransi hingga radikalisme yang menjerumuskan anak muda.
“GP Ansor bukan sekadar organisasi kepemudaan, tapi juga penggerak perubahan di zaman dekadensi moral dan maraknya radikalisme. Tidak heran kader Ansor menjadi tameng bagi bangsa Indonesia,” kata Haerudin.
Sedangkan Ketua PP GP Ansor Addin Jauharudin berharap agar kadernya mewarisi darah Ratu Kalinyamat ihwal keberanian.
Ia menegaskan, apabila melihat suatu perkara munkar turut berani dalam melawan dan menindak.
“Seperti melukis kayu, itulah kader Ansor Banser Jepara. Sekeras, seberat, dan sesulit apapun kayu, mereka bisa mengatasi. Selayaknya Ratu Kalinyamat yang melawan penjajah, tetap tampil dengan gagah dan berani,” pungkas Addin. (eko/redaksi)