Semarang, Infojateng.id – Kegiatan Central Java Fish Market ketiga yang dihelat Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng, berlangsung sukses di halaman kantor Gubernur Jateng, Selasa (12/11/2024).
Event tersebut sebagai upaya peningkatan konsumsi makan ikan di kalangan masyarakat.
Kepala DKP Jateng, Fendiawan Tiskiantoro mengatakan, kegiatan dalam rangkaian peringatan Hari Ikan Nasional tingkat Provinsi Jateng itu, memperkenalkan potensi kekayaan perikanan dengan tujuan meningkatkan gizi dan ketahanan pangan nasional.
“Ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein berkualtas tinggi, berperan penting dalam meningkatan kecerdasan bangsa dan ketahanan pangan serta gizi nasional,” kata Fendiawan, dalam sambutannya.
Menurutnya, pada event bertema Protein Ikan untuk Generasi Emas Jawa Tengah itu, pihaknya mengajak sekitar 200 siswa SD.
Sehingga diharapkan, anak-anak yang hadir bisa meningkatkan konsumsi makan ikan.
Apalagi, imbuh dia, pemerintah pusat memiliki program Makan Bergizi Gratis.
Diharapkannya dalam program itu, setidaknya sepekan ada dua hingga tiga hari memberikan asupan ikan dalam menu Makan Bergizi Gratis. Baik itu ikan lele, nila, bandeng, gurami, dan lainnya.
“Harapannya melalui ini (program Makan Bergizi Gratis ) bisa mengenalkan anak-anak SD untuk gemar makan ikan, agar nanti di tahun 2045 bisa menuju generasi Indonesia Emas,” harapnya.
Disinggung soal produksi ikan Jateng tahun ini, Fendiawan menyebut ada 830 ribu ton produksi per tahun ini. Ikan itu merupakan ikan tangkap dan budi daya.
Sedangkan dari jumlah itu, ikan yang diekspor mencapai 530 ribu ton. Terbanyak jenisnya adalah ikan nila, lele, gurami.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Jateng Sumarno menyampaikan, kegiatan yang merupakan kolaborasi Pemprov Jateng dengan Bank Indonesia Perwakilan Jateng itu, agar lebih menyosialisasikan gemar mengonsumsi ikan kepada masyarakat Jateng.
Karena, menurut dia, ikan ini mengandung gizi, protein, omega, dan sebagainya, yang manfaatnya luar biasa, utamanya untuk kecerdasan otak.
Termasuk manfaatnya bisa untuk anak-anak SD, guna menyongsong generasi emas di tahun 2045.
“Bicara masalah ikan, bahwa ikan sebenarnya produk lengkap, tapi tingkat konsumsi ikan di Jateng masih rendah dibandingkan dengan konsumsi protein hewani lain, baik daging, ayam, dan telur. Ini jadi PR kita bersama. Ikan ini produk lokal dengan kandungan gizinya luar biasa,” terang Sumarno.
Sumarno menyampaikan, pada program Presiden RI Prabowo Subianto soal ketahanan pangan di Indonesia, ikan menjadi salah satu potensi besar untuk mendukung ketahanan dan kemandirian pangan, di Indonesia.
“Tadi ada anak yang bilang tidak suka makan ikan. Katanya enggak enak. PR-nya mengolah ikan. Kita undang anak SMK untuk kreasi, mempertemukan selera agar anak suka ikan. Karena ada kandungan gizi, omega 3, omega 6, omega 9, itu hubungannya dengan masalah kecerdasan, mata, daya tahan, kolesterol, tekanan darah,” ujarnya.
Direktur Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Pemprov Jateng dalam kegiatan ini.
Dia menyampaikan, penyumbang utama inflasi antara lain daging ayam ras 0,05 persen, termasuk ikan segar.
Padahal di sisi lain, produksi ikan tinggi dengan ekspor pada 2023 menghasilkan Rp4,32 trilun.
“Kalau permintaan domestik bisa ditingkakan melalui pengolahan ikan dengan baik, bisa diversifikasi pangan dari ikan, tentu akan mendorong minat masyarakat konsumsi ikan. Kalau konsumsi tinggi, bisa imbangi daging ayam ras, maka inflasi bisa terkendali,” ujar Rahmat.
Sementara penjaga stan UMKM olahan ikan, Dyah Pangesti dari Kebumen mengatakan, produk UMKM yang dipamerkan dan dijual adalah biskuit dari ikan gabus, dan makanan ringan dari ikan air tawar yang disebutnya baby fish crispy.
“Olahan ikan itu menarik dari PT Mbakyu Klenteng Indonesia. Produk dipasarkan lokal, nasional sampai internasional. Keunggulan ada komposisi ikan gabus, bagus untuk kecerdasakan otak. Produk tahan satu tahun tanpa pengawet, karena kami pakai kemasan dobel. Pemasaran sampai luar negeri seperti India, Taiwan, Korea,” beber Dyah. (eko/redaksi)