Surabaya, Infojateng.id – Partai Golkar melalui DPD Jawa Timur kembali mengusulkan pemberian gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI, Soeharto. Sosok yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan ini dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam membangun Indonesia di berbagai sektor. Pengajuan ini dibahas dalam seminar diskusi yang diadakan di kantor DPD Golkar Jatim, di Surabaya, Kamis (7/11/2024).
Sekjen DPP Golkar sekaligus Ketua DPD Golkar Jatim, M Sarmuji, yang hadir secara daring, menyatakan bahwa gelar tersebut sudah sepantasnya disematkan kepada Soeharto. “Pak Soeharto telah memberikan dedikasi besar untuk Indonesia. Gelar pahlawan nasional sangat layak untuk beliau,” ujarnya.
Acara ini turut menghadirkan narasumber terkemuka seperti Prof Dr Setya Yuwana Sudikan dari Universitas Negeri Surabaya dan Tri Wiyanto, Penyuluh Sosial Ahli Madya dari Kementerian Sosial, yang memaparkan kontribusi dan perjalanan panjang pengajuan gelar pahlawan bagi Soeharto.
Tri Wiyanto mengungkapkan bahwa upaya pengusulan ini bukan pertama kalinya. Pada 2010, Soeharto diusulkan oleh Jawa Tengah melalui surat resmi, dan secara teknis telah memenuhi syarat untuk dianugerahi gelar tersebut. Meski demikian, kala itu pengajuan ditunda untuk menghindari kontroversi karena Soeharto baru wafat dua tahun sebelumnya. Hal serupa terjadi di tahun 2015 saat Mensos kembali mengusulkan gelar itu, namun ditolak dengan alasan serupa.
Menurut Tri, dengan pencabutan sejumlah aturan yang sebelumnya menjadi kendala, peluang Soeharto kini lebih terbuka. “Jika syarat kajian dipenuhi, Kementerian Sosial siap mengajukan usulan tersebut ke presiden,” jelasnya.
Prof Dr Setya Yuwana menekankan keunggulan Soeharto dalam bidang pembangunan, terutama melalui empat pilar program yang ia gagas selama memimpin. “Soeharto memiliki karakter kepemimpinan yang kuat, fokus dalam mengurus sektor pangan dan pertanian, serta berhasil menciptakan stabilitas nasional,” ujar Prof Yuwana.
Ia juga mencatat keberhasilan Soeharto dalam meluncurkan proyek pendidikan seperti SD Inpres dan universitas seperti UNS dan ISI Solo, serta pembangunan puskesmas di seluruh wilayah Indonesia.
Yuwana menambahkan bahwa warisan kepemimpinan Soeharto masih terasa hingga kini, dengan beberapa kalangan masyarakat, terutama di pedesaan, merindukan sosok pemimpin yang tegas namun mengayomi.
Di sisi lain, pengamat dan tokoh masyarakat seperti Yudi Kristiadi turut menyoroti upaya Soeharto dalam menciptakan masyarakat sejahtera melalui kebijakan Repelita. Prof Yuwana pun menyebut pengakuan tokoh seperti Anies Baswedan yang pernah memuji kematangan jiwa dan mentalitas Soeharto.
Kini, dengan momentum ulang tahun ke-100 Soeharto yang semakin dekat, Golkar dan berbagai kalangan optimis bahwa usulan ini akan mengantarkan sang Bapak Pembangunan ke dalam daftar pahlawan nasional Indonesia. (one/redaksi)