Semarang, Infojateng.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan dalam program membangun wilayah ke depan tidak bisa sembarangan.
Menurutnya perlu pelibatan pihak, dari menggandeng perguruan tinggi, kementerian, legislatif, media, pengusaha, pemerintah daerah kabupaten/kota, hingga pemerintah desa.
Hal itu dikatakan Luthfi saat silaturahmi dan Rapat Kerja Forum Majelis Wali Amanat (MWA) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) se-Indonesia, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jumat (9/5/2025) malam.
“Bangun Jateng ora ngawur karepe dewe (tidak sembarangan semaunya sendiri). 2025 (programnya) infrastruktur, 2026 swasembada pangan. Saya optimistis, mohon doa restu bangun Jateng dengan baik,” kata Luthfi.
Dalam kesempatan yang dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian tersebut, Ahmad Luthfi mengatakan telah mengumpulkan 44 rektor perguruan tinggi se-Jateng untuk bekerja sama.
Pun sebelum Ahmad Luthfi resmi dilantik menjadi Gubernur Jateng pada 20 Februari 2025, sudah bersilaturahmi di kementerian-kementerian.
Hingga kini sudah lebih dari 20 kementerian yang dijajaki untuk memaparkan program tematik Pemprov Jateng dalam lima tahun ke depan.
“Kementerian, kami tarik ke Jateng. Kolaborasi bupati/wali kota hingga pemerintah desa. Kita sampaikan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) ke nasional dan daerah,” kata dia.
Selain itu, membuat Forum Senayan Ngopeni Nglakoni Jawa Tengah. Di mana mengajak para legislatif asal Jateng untuk membantu menuangkan pikiran untuk realisasi program-program ke depan.
Di tingkat daerah, juga membuat Forum Berlian Ngopeni Nglakoni bersama DPRD setempat.
Selanjutnya yang terbaru, gubernur telah mengumpulkan sekaligus memberikan arahan kepada 8.563 kepala desa dan lurah se-Jateng untuk tujuan yang sama.
“Lalu partisipatif media, wirausaha, kita tarik untuk eksplorasi pembangunan. Kerja kami dan Gus Yasin (Taj Yasin), harus together we can. Itu kita lakukan, agar Jateng sebagai pusarnya Pulau Jawa harus lebih maju dari lainnya,” jelasnya.
Menurut Luthfi, strategi-strategi itu perlu dilakukannya, karena sebagai kepala daerah dia bukan ‘Superman’.
“Semua elemen kita gandeng,” katanya.
Ketua Forum MWA Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) periode 2025-2026, Mohamad Nasir, menerangkan, kampus punya potensi untuk diajak bekerja sama, khususnya pada bidang industri.
Sementara Rektor Universitas Diponegoro (Undip), Prof Suharnomo, menambahkan, baru kali ini kampus dilibatkan secara langsung dalam program pemerintah ke depan.
“Undip terlibat program desalinasi, stunting. Kami laksanakan sebaik-baiknya,” kata Prof Suharnomo.
Pada bidang pendidikan, Suharnomo mengaku bersama Mohamad Nasir, berkunjung ke sejumlah kota di China untuk melihat universitas di sana.
Di sana, kata dia, banyak melihat universitas yang menghadirkan masa depan pada hari ini.
“Saya terkejut pendidikan di sana sangat maju. Ini perlu ditiru, ini membuka kita untuk bekerja lebih bagus,” katanya. (eko/redaksi)