Semarang, Infojateng.id – Iklim investasi di Jawa Tengah baik dari penanaman modal asing (PMA) maupun pemananaman modal dalam negeri (PMDN) terus menunjukkan geliatnya, sehingga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, realisasi investasi di provinsi ini pada Januari-September 2025 mencapai Rp66,13 triliun atau 84,42 persen dari target tahunan penanaman modal.
Capaian ini, diikuti dengan serapan tenaga kerja sebanyak 326.462 pekerja, terbanyak nomor dua se-Pulau Jawa.
Senyampang dengan itu, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu 5 November 2025, pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Tengah pada Triwulan III (Juli-September) 2025 sebesar 5,37 persen secara Year on Year (YoY).
Pertumbuhan itu lebih tinggi dari capaian nasional yang tumbuh 5,04 persen. Jika dilihat secara kuartal ke kuartal (Q-to-Q), ekonomi Jawa Tengah tumbuh 1,12 Persen.
Sementara, secara komulatif, ekonomi Jawa Tengah sampai dengan Triwulan III 2025 tumbuh 5,21 Persen (C-to-C)
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyatakan, akan terus mengakselerasi berbagai program untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2025. Salah satu instrumennya melalui dorongan investasi.
“Masih ada waktu dua bulan ya (triwulan IV 2025). Kemarin juga sudah saya sampaikan ke teman-teman untuk kita lebih ekseleratif lagi untuk mendorong pertumbuhan ekonominya,” kata Sumarno, usai menghadiri kegiatan Satria Brand Awarda 2025, di Hotel Padma, Kota Semarang, Jumat (7/11/2025).
Untuk mendorong geliat investasi tersebut, Pemprov Jateng telah menggelar Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025.
Forum ini digunakan untuk mempresentasikan peluang-peluang investasi di Jawa Tengah kepada para penanam modal baik dalam negeri maupun asing.
Dari gelaran tersebut, sebanyak 34 investor siap menanamkan investasinya di Jawa Tengah. Bahkan, nilainya mencapai Rp5 triliun.
Investor tersebut sudah menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah daerah tujuan investasi tersebut.
“Dari CJIBF mudah-mudahan nanti juga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dari investasi di Jawa Tengah hingga akhir tahun ini,” katanya.
Pada arah yang sama, pertumbuhan ekonomi juga harus digerakkan oleh bidang perdagangan dan jasa yang menyentuh langsung masyarakat. Caranya dengan meningkatkan nilai tambah komoditas lokal.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2025 di Jawa Tengah dipengaruhi sejumlah sektor. Di antaranya, dari bilik pertumbuhan aktivitas barang dan jasa di Jawa Tengah.
Terpisah, Pelaksana tugas Kepala BPS Jateng, Endang Tri Wahyuningsih saat menyampaikan rilis secara daring mengatakan, kontribusi ekonomi Jawa Tengah didominasi empat lapangan usaha.
Pertama industri pengolahan yang menyumbang 33,43 persen, perdagangan menyumbang 13,44 persen, pertanian menyumbang 12,88 persen dan sektor konstruksi menyumbang 11,82 persen.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga mendominasi perekonomian Jateng dengan kontribusi sebesar 60,64 persen. (eko/redaksi)

15 hours ago
6

















































