Jepara, Infojateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara melakukan antisipasi dini terhadap kemungkinan bencana yang menyertai musim hujan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko mengatakan bahwa, dalam skenario terbaru, beberapa daerah akan membentuk klaster penanggulangan bencana.
“Dalam klaster penanggulangan bencana, perangkat daerah dan sumber daya pendukung penanggulangan bencana yang ada akan dibagi dengan jelas, siapa mengerjakan apa. Akan dibagi dalam 6 klaster,” kata Edy Sujatmiko yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara.
Hal itu dia katakan saat menyampaikan materi dalam rapat koordinasi (rakor) persiapan menghadapi musim hujan dan pembentukan klaster penanggulangan bencana di Ruang Rapat R.M.P. Sosrokartono Setda Jepara, Selasa (12/11/2024).
Dia menginstruksikan agar BPBD selaku perangkat daerah yang mengampu penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Jepara, menyiapkan pembagian tugas itu berdasar Surat Keputusan Kepala BNPB Nomor 308 Tahun 2024 tentang Klaster Penanggulangan Bencana.
Berdasar data prakiraan musim hujan yang dikutip dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Iklim Jawa Tengah, seluruh wilayah Jepara telah memasuki awal musim hujan.
Kawasan lereng Muria menjadi wilayah yang lebih dulu masuk musim hujan, yakni pada awal Oktober.
Berikutnya Karimunjawa mengawali musim hujan pada akhir Oktober, Wilayah barat dan selatan pada awal November, dan pertengahan November masuk awal musim hujan di wilayah utara.
Hingga awal musim hujan, terdapat tiga kecamatan di Jepara yang “steril” kekeringan, yakni di Kecamatan Kembang, Mlonggo, dan Kalinyamatan.
Hal itu didasarkan pada permintaan bantuan air bersih pada desa-desa yang mengalami kekeringan. Tidak ada 1 desa pun di 3 kecamatan itu yang harus dipasok air bersih.
Per Selasa, 12 November 2024, terdapat lebih dari 12 juta liter air yang telah dipasok ke titik-titik kekeringan.
“Berada di 20 desa yang tersebar di 13 kecamatan,” kata Edy Sujatmiko.
Sedangkan pasokan air bersih ke desa yang mengalami kekeringan pada 12 November 2024, lebih dari 62 ribu liter ke Desa Kedungmalang (Kecamatan Kedung), Plajan (Pakisaji), Tengguli dan Srikandang (Bangsri), serta Gelang, Kunir, dan Watuaji (Keling).
“Karena awal musim hujan kan tentu saja ada sumber-sumber air yang masih asat. Alhamdulillah semua teratasi. Semoga tahun depan lebih termitigasi lagi sehingga dampaknya makin turun,” tambah Edy Sujatmiko.
Terkait tugas pembagian kluster bencana, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jepara Arwin Noor Isdiyanto menyatakan kesiapannya.
Ia menyebut, keenam klaster tersebut yaitu Klaster Pencarian dan Pertolongan; Klaster Pengungsian dan Perlindungan; Klaster Logistik; Klaster Kesehatan, Klaster Pendidikan, dan Klaster Pemulihan. (eko/redaksi)