Job Fair di Bekasi Ricuh, Anggota Komisi IX DPR: Cerminkan Kebutuhan Pekerjaan

1 day ago 6

JAKARTA, iNews.id - Anggota Komisi IX DPR Nurhadi menilai, kericuhan yang terjadi dalam acara job fair yang diselenggarakan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi di Cikarang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu merupakan bentuk mendesaknya kebutuhan rakyat terhadap pekerjaan.

Nurhadi menyayangkan kericuhan di acara job fair itu hanya karena peserta berebut scanner kode QR yang berisi daftar perusahaan pembuka lowongan kerja. Menurutnya, insiden tersebut menunjukkan ketidaksiapan manajerial Pemerintah dalam menangani animo masyarakat yang tinggi terhadap akses kerja. 

Kata Menhan Healey, Inggris Harus Bersiap Perang Langsung dengan Rusia

Baca Juga

Kata Menhan Healey, Inggris Harus Bersiap Perang Langsung dengan Rusia

“Kejadian ini mencerminkan betapa mendesaknya kebutuhan masyarakat terhadap pekerjaan, sekaligus buruknya mekanisme teknis yang diterapkan panitia,” ucap Nurhadi dalam keterangan tertulis, Senin (2/6/2025).

Nurhadi menyebut, pemerintah daerah seharusnya bisa menganitispasi lonjakan peserta job fair tersebut. 

 Acara Harus Disiapkan dengan Matang

Baca Juga

Kemnaker Sayangkan Job Fair di Bekasi Ricuh: Acara Harus Disiapkan dengan Matang

"Manajemen alur peserta, distribusi informasi digital, dan pemecahan titik lokasi acara sudah menjadi standar minimum dalam penyelenggaraan job fair berskala besar. Apalagi di tengah badai PHK seperti ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Nurhadi menilai, pemerintah daerah (Pemda) sadar bahwa job fair bukan sekadar ajang seremonial tahunan, melainkan representasi dari masalah besar bernama pengangguran struktural. Oleh karenanya, dia menyebut pendekatannya tidak bisa hanya tentang administratif atau event-based semata. 

Bupati Ade Kuswara Tanggapi Kericuhan Warnai Job Fair di Bekasi

Baca Juga

Bupati Ade Kuswara Tanggapi Kericuhan Warnai Job Fair di Bekasi

"Lebih dari 25.000 pencari kerja memadati satu titik lokasi, insiden saling dorong hingga ada yang pingsan menjadi bukti bahwa sistem dan perencanaan acara belum sensitif terhadap realita di lapangan," kata Nurhadi. 

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |