Kata Fadli Zon Ikut Menari Tayub usai Terima Javanese Culture Award 2025: Rasanya Gembira

1 day ago 14

SOLO, iNews.id - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menerima penghargaan Javanese Culture Award 2025 dari Pusat Unggulan Iptek (PUI) Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Penghargaan tersebut berlangsung di Gedung R Ng Yosodipuro, Pendapa PUI Javanologi UNS, Selasa (3/6/2025) malam. 

Usai menerima penghargaan, Fadli Zon sempat ikut menari Tari Tayub Bersama para penari tradisional. Ketika tarian berlangsung, Fadli Zon diberi selendang agar ikut menari.  

Gambar Satelit Tunjukkan Kehancuran Jet Tempur Rusia dalam Operasi Jaring Laba-laba Ukraina

Baca Juga

Gambar Satelit Tunjukkan Kehancuran Jet Tempur Rusia dalam Operasi Jaring Laba-laba Ukraina

Tak hanya Fadli Zon, beberapa orang lainnya juga mendapat selendang. Mereka kemudian menari di depan hadirin diiringi musik gamelan. Usai acara, Fadli Zon mengaku ikut menari Tari Tayub merupakan pengalaman pertama kali. "Rasanya gembira," ucap Fadli Zon.

Dalam sambutannya, Fadli Zon menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan yang diterima. Dia mengapresiasi PUI Javanologi dan UNS yang konsisten menjaga warisan budaya bangsa. 

Fadli Zon Beberkan 11 Jilid Buku Tulis Ulang Sejarah, Awal Nusantara hingga Reformasi

Baca Juga

Fadli Zon Beberkan 11 Jilid Buku Tulis Ulang Sejarah, Awal Nusantara hingga Reformasi

Menurutnya, budaya adalah roh bangsa sekaligus dasar penting bagi pembangunan peradaban.

Dia menegaskan kembali amanat konstitusi tentang pemajuan kebudayaan dalam UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1. Peraturan ini berbunyi "Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya".

“Apresiasi setinggi-tingginya kepada PUI Javanologi dan UNS yang telah menunjukkan satu dedikasi yang luar biasa untuk menjaga warisan kebudayaan bangsa dan menjadikan dasar inovasi keilmuan dan pemajuan peradaban,” ungkapnya.

Fadli Zon juga membagikan kisah pribadinya tentang ketertarikannya pada budaya sejak mahasiswa. Dirinya pernah menulis tentang Ronggowarsito di jurnal Prisma saat masih menjadi mahasiswa Universitas Indonesia. Selain itu, terdapat lebih dari 600 naskah lontar dan ribuan koleksi wayang yang telah terkumpul hingga kini.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |