JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menyebut nilai perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) bisa tembus angka 80 miliar dolar AS atau setara Rp1,3 kuadriliun. Angka tersebut diperkirakan setelah proses negosiasi tarif resiprokal.
Bahkan, Anin, sapaan akrabnya, optimistis nilai perdagangan kedua negara juga dapat mencapai 120 miliar dolar AS dalam empat tahun mendatang.

Baca Juga
Proyek Pipa Gas Cisem II Terus Dikebut, Ditargetkan Selesai April 2026
"Prediksi kami di Kadin, kalau antara ekspor dan impor (Indonesia-AS) itu 39-40 miliar dolar AS kurang lebih. Dalam waktu 2-3 tahun, kalau kita pandai, itu bisa menjadi 40-80 miliar dolar AS. Dalam 4 tahun, bisa jadi 120 miliar dolar AS. Kalau misalnya kita menyiasatinya benar,” ucap Anin dalam keterangannya, Senin (12/5/2025).
Anin memerinci, Presiden AS Donald Trump memegang data yang mencatatkan nilai ekspor Indonesia ke AS sekitar 25 miliar dolar AS dan impor 13 miliar dolar AS. Dengan demikian, total nilai perdagangan kedua negara saat ini sekitar 40 miliar dolar AS.
Dia optimistis, nilai perdagangan itu dapat melonjak dua kali lipat menjadi 80 miliar dolar AS dalam 2-3 tahun mendatang. Hal ini karena surplus perdagangan Indonesia terhadap AS yang sekitar 18 miliar dolar AS rencananya akan diseimbangkan dengan adanya negosiasi tarif yang dibuka oleh AS dengan permintaan nilai ekspor impor Indonesia-AS menjadi setara.
Hal ini memungkinkan nilai impor dari AS akan meningkat 18 miliar dolar AS sebagai penyeimbang neraca perdagangan sehingga total perdagangan kedua negara diprediksi naik menjadi 58 miliar dolar AS atau hampir 60 miliar dolar AS.
“Sisanya 20 miliar dolar AS akan datang dari dua belah pihak saling ekspor-impor. Kita akan ekspor lebih banyak lagi karena Amerika tidak menerima (impor) dari beberapa negara, seperti China,” ucapnya.