JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan soal kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung, Tasikmalaya hingga Penukal Abab Lematang Ilir (Pali). Menurutnya, keracunan diakibatkan makanan terlalu awal dimasak hingga lambat dikirim.
"Baik di Bandung, maupun di Tasik, maupun di Pali yang baru terjadi, itu karena masakan terlalu awal dimasak dan tidak cepat untuk di-delivery," kata Dadan saat Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2025).

Baca Juga
Sekjen PBB kepada India dan Pakistan: Hindari Konfrontasi Militer yang Bisa Lepas Kendali!
Kendati demikian, Dadan memastikan pihaknya memperbaiki standar operasional prosedur dalam penyajian makanan. Salah satunya, satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) harus selektif memilih bahan baku.

Baca Juga
Prabowo Ungkap Bill Gates Kunjungi Indonesia 7 Mei, Mau Beri Penghargaan ke MBG
Menurut dia, minimnya kualitas bahan baku menyebabkan kasus keracunan di Pali.
"Di Pali, di mana ikan diterima hari Jumat, kemudian dimasukkan ke dalam freezer. Kemudian pada saat dimasak, dikeluarkan, kemudian diolah setengah matang. Setelah diolah setengah matang, masuk lagi ke dalam freezer, kemudian diolah," ujar Dadan.
"Setelah dites dalam keadaan baik, tapi terjadi (keracunan) di lapangan, kami kemudian memutuskan pemilihan bahan baku harus lebih selektif, mungkin lebih fresh akan lebih baik," imbuhnya.