Kisah Masa Kecil Enea Bastianini: Berawal dari Balapan Minimoto Menuju ke Sirkuit Dunia

3 months ago 86

JAKARTA, iNews.id -  Kisah masa kecil Enea Bastianini menarik untuk diulas, apalagi setelah orang tuanya mengungkap sisi masa kecil sang pembalap yang jauh berbeda dari kepribadiannya saat ini. Enea Bastianini, yang kini dikenal sebagai pembalap pendiam dan jarang tampil menonjol di luar lintasan MotoGP, ternyata memiliki masa kecil yang penuh warna dan cerita unik, sebagaimana diungkapkan oleh kedua orang tuanya. 

Biografi Enea Bastianini

Enea Bastianini mulai menarik perhatian saat menang dua balapan di Red Bull Rookies Cup 2013 dan ikut lima kali di Kejuaraan Nasional Italia Moto3™. Pada usia 16 tahun, ia memulai debut di Kejuaraan Dunia Grand Prix 2014 bersama Junior Team GO&FUN Moto3 yang dipimpin Fausto Gresini. Di musim pertamanya, Bastianini tampil bagus dengan tiga kali naik podium dan dipertahankan tim untuk 2015, namun kini menggunakan motor Honda. Meski berganti motor, ia tetap jadi pesaing kuat dengan lima podium dan satu kemenangan di Misano, menempati posisi ketiga klasemen akhir.

 China Wajib Waspada!

Baca Juga

Menu Latihan Timnas Indonesia di Jakarta Hari Ini: China Wajib Waspada!

Pada 2016, Bastianini bertahan di tim yang sama dan berhasil jadi runner-up kejuaraan. Tahun berikutnya, ia pindah ke Estrella Galicia 0,0 dan meski menghadapi kesulitan, masih mampu meraih tiga podium dan satu pole position. Pada 2018, ia bergabung dengan Leopard Racing menggantikan Joan Mir, dan finis keempat dengan enam podium termasuk satu kemenangan.

Tahun 2020, di kelas Moto2™, Bastianini meraih sukses besar dengan menjadi juara dunia. Ia memulai dengan podium di GP Qatar, kemudian menang dua kali berturut-turut di GP Andalusia dan GP Ceko. Konsistensinya berlanjut dengan podium di Misano dan enam balapan terakhir selalu finis di enam besar, yang membawanya menjadi juara dunia.

Enea Bastianini Blak-blakan Bongkar Kelemahan KTM RC16

Baca Juga

Enea Bastianini Blak-blakan Bongkar Kelemahan KTM RC16

Pada 2021, Bastianini naik ke kelas MotoGP sebagai rookie. Meski menggunakan motor Ducati yang sudah berumur satu tahun, ia tampil cemerlang dengan podium di GP San Marino dan GP Emilia Romagna. Tahun 2022 menjadi musim terbaiknya dengan kemenangan di GP Qatar, Austin, dan Le Mans, serta duel sengit melawan Francesco Bagnaia di Aragon yang dimenangkannya. Hasil ini membawanya ke tim pabrikan Ducati untuk 2023.

Sayangnya, cedera bahu di GP Portugal dan cedera lain di Catalunya membuat musim 2023 berat baginya. Namun, ia bangkit dengan kemenangan di GP Malaysia. Memasuki 2024, Bastianini membuka musim dengan kuat, mencatat sembilan podium termasuk dua kemenangan, dan menutup musim di posisi keempat klasemen dunia, pencapaian terbaiknya. Pada 2025, ia akan menghadapi tantangan baru bersama Red Bull KTM Tech3.

Enea Bastianini Blak-blakan Ungkap Masalahnya dengan Motor KTM

Baca Juga

Enea Bastianini Blak-blakan Ungkap Masalahnya dengan Motor KTM

Kisah Masa Kecil Enea Bastianini

Jika melihat Enea di paddock MotoGP, banyak orang mungkin mengira ia adalah sosok yang pendiam, tenang, dan tidak suka menjadi pusat perhatian. Namun, sang ayah, Emilio Bastianini, menyebut bahwa karakter Enea semasa kecil justru sangat bertolak belakang. 

Menurutnya, sejak kecil Enea sangat gaduh dan aktif, sangat berbeda dengan kepribadiannya sekarang yang cenderung pendiam. Bahkan, hingga usia dua tahun, Emilio dan istrinya kerap kesulitan tidur karena tingkah laku putranya yang sulit ditenangkan.

Enea Bastianini Fokus Benahi Satu Masalah Ini jelang MotoGP 2025

Baca Juga

Enea Bastianini Fokus Benahi Satu Masalah Ini jelang MotoGP 2025

Sifat aktif dan gaduh tersebut terus terbawa hingga Enea masuk sekolah. Ia sering kali membuat masalah di lingkungan sekolah, hingga pihak sekolah kerap memanggil orang tuanya. Emilio menjelaskan bahwa meskipun ada beberapa guru yang memahami kondisi tersebut dan mampu menangani situasi dengan baik, tidak sedikit pula guru yang tidak mampu mentoleransinya. 

Bahkan, ada seorang guru yang sempat menyatakan pesimistis terhadap masa depan Enea dan beranggapan bahwa ia akan menjadi kriminal saat dewasa. Meski demikian, Emilio dan istrinya tetap yakin bahwa anak mereka hanyalah sosok yang aktif dan penuh energi, bukan anak yang “nakal” sebagaimana label yang diberikan orang lain.

Ini Penyesalan Terbesar Enea Bastianini usai Ditendang dari Ducati

Baca Juga

Ini Penyesalan Terbesar Enea Bastianini usai Ditendang dari Ducati

Dukungan Keluarga dan Awal Ketertarikan pada Motor

Ibunda Enea, Antonella, menuturkan bahwa putranya memang sangat suka bergerak dan cenderung sulit diatur, namun ia meyakini bahwa Enea memiliki hati yang baik. Ia menyebut bahwa perilaku anaknya bukan tergolong hiperaktif, melainkan lebih pada rasa ingin tahu dan kebutuhan untuk terus bergerak. Antonella juga mengatakan bahwa Enea mulai menunjukkan kedewasaan sejak usia tiga hingga empat tahun.

Melihat energi besar yang dimiliki Enea, Emilio dan Antonella akhirnya memutuskan untuk membelikan sebuah minimoto. Keputusan ini menjadi titik balik yang sangat penting dalam kehidupan Enea.

Sang ayah mengingat bahwa mengendarai minimoto membuat anaknya lebih bertanggung jawab. Bahkan sejak kecil, Enea sudah menunjukkan ketertarikan luar biasa terhadap motor, bahkan ketika hanya melihat kendaraan di lampu lalu lintas. 

Emilio juga mengisahkan bahwa saat mereka mengunjungi toko suku cadang skuter, Enea melihat sebuah minimoto dan sangat tertarik padanya. Sejak saat itu, ia tidak pernah berpaling lagi dari dunia balap.

Pengalaman mencoba minimoto menjadi awal dari perjalanan Enea di dunia balap motor. Emilio masih sangat mengingat momen ketika mereka berada di bawah lampu lalu lintas dan menyadari bahwa Enea memiliki passion besar terhadap motor. 

Ketika akhirnya dilakukan uji coba dengan minimoto, Enea menunjukkan kecepatan dan keterampilan yang luar biasa.

Tak Hanya Balap, Enea Juga Berbakat di Renang

Sebelum benar-benar fokus pada dunia balap motor, orang tua Enea juga sempat mencoba memperkenalkannya pada olahraga lain, yaitu renang. Ini karena mereka sendiri pada awalnya tidak terlalu mengenal dunia balap motor.

Ternyata, Enea juga menunjukkan bakat dalam bidang ini. Emilio mengungkap bahwa setelah dua hingga tiga sesi latihan renang, pelatihnya menyatakan bahwa Enea memiliki potensi untuk mengikuti kompetisi renang indah.

Bahkan, Enea sempat mendapatkan pelatihan dari Alicia Carretero, seorang juara diving asal Italia. Namun, pada akhirnya keluarga Bastianini memutuskan untuk lebih fokus pada balap motor, apalagi setelah mendapat dukungan dan saran positif dari Alicia Carretero. Pilihan ini terbukti tepat, karena Enea terus menunjukkan perkembangan signifikan dalam dunia balap.

Perubahan Karakter dan Pembentukan Mental Juara

Seiring waktu, karakter Enea mulai berubah, terutama sejak ia lebih serius mendalami dunia balap. Ia menjadi lebih bertanggung jawab dan mampu mengendalikan energi besar yang dimilikinya. Latihan yang konsisten dan disiplin tinggi sejak usia dini membuat Enea tumbuh menjadi pribadi yang fokus dan tekun. Semua pengalaman masa kecil yang penuh tantangan itu kemudian membentuk mental juara dalam dirinya.

Kisah masa kecil Enea Bastianini juga menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dalam mengarahkan potensi anak. Emilio dan Antonella tidak pernah memaksakan Enea untuk mengikuti keinginan mereka, melainkan membebaskan anaknya untuk mengeksplorasi berbagai minat hingga akhirnya menemukan dunia yang benar-benar dicintainya.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |