KPID Jakarta: Penyiaran Garda Terdepan Jaga Pancasila di Tengah Gempuran Era Digital

3 days ago 13

JAKARTA, iNews.id - Peringatan Hari Penyiaran Nasional bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, Minggu, 1 Juni 2025. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DKI Jakarta menegaskan, momen ini menjadi refleksi penting atas peran strategis penyiaran nasional di tengah gempuran era digital dan ketimpangan regulasi antara media konvensional dan platform digital global.

"Penyiaran nasional adalah garda terdepan penjaga semangat kebangsaan, toleransi, dan gotong royong. Momentum peringatan Harsiarnas bersamaan dengan Hari Lahir Pancasila harus jadi pengingat, penyiaran tidak boleh ditinggalkan di tengah arus media baru yang tidak terikat kewajiban nasional," kata Rizky saat peringatan Harsiarnas di Jakarta yang diisi dengan fun walk, hiburan, talk show literasi media, dilanjutkan Rapat Koordinasi Nasional KPI.

Dianggap Aib, AS Akan Pecat Seluruh Tentara Transgender

Baca Juga

Dianggap Aib, AS Akan Pecat Seluruh Tentara Transgender

Menurut Rizky, saat ini lembaga penyiaran nasional menghadapi tekanan yang besar, baik dari sisi ekonomi maupun regulasi. Media baru seperti YouTube, TikTok, dan layanan streaming asing menikmati kebebasan beroperasi di Indonesia tanpa tanggung jawab yang setara dengan lembaga penyiaran yang diatur ketat melalui izin siaran, sensor, hingga standar isi siaran.

"Ada ketimpangan playing field yang nyata. Media penyiaran diikat banyak aturan karena kita menjaga kepentingan nasional. Tapi platform asing bisa masuk, menyebarkan konten apa saja, tanpa pengawasan setara. Ini tidak adil dan mengancam posisi penyiaran sebagai benteng ideologi bangsa," katanya.

iNews TV Raih Penghargaan KPID Lampung Award 2021 Kategori Buletin Berita Terbaik

Baca Juga

iNews TV Raih Penghargaan KPID Lampung Award 2021 Kategori Buletin Berita Terbaik

Dia mengakui, tanpa playing field yang adil, KPI juga akan sulit menjalankan fungsi pengawasan dan edukasi kepada masyakarat. Program siaran pada lembaga penyiaran konvensional diawasi begitu ketat,  tapi audiens justru lari ke platform digital yang tidak ada pengawasan.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |