JAKARTA, iNews.id - Produsen pelumas di dunia bersaing mengembangkan oli kendaraan tidak hanya dapat meningkatkan performa kendaraan tapi juga mengurangi gesekan pada mesin. Teknologi sintetis memungkinkan molekul-molekul oli tersusun seragam dan halus.
Apalagi bila berbasis ester, pelumas jenis ini memiliki polaritas alami yang melekat lebih kuat pada permukaan logam, sehingga membentuk lapisan pelindung lebih konsisten, mengurangi keausan komponen mesin, serta menurunkan gesekan internal dan meningkatkan efisiensi tenaga.
Lalu, apa perbedaannya pelumas sintetis ester core dengan konvensional? Pelumas sintetis konvensional, sering disebut sebagai pelumas semi-sintetis atau part-synthetic, merupakan campuran antara pelumas mineral (berbasis minyak bumi) dan pelumas sintetis penuh. Jenis pelumas ini dirancang untuk memberikan keseimbangan antara kinerja tinggi dan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan pelumas sintetis penuh.

Baca Juga
Revolusi Dimulai Astra Siapkan Mobil Hybrid Murah, Daihatsu Jadi Basis Produksi
Jenis pelumas tersebut umumnya digunakan pada kendaraan dan mesin industri yang membutuhkan perlindungan dalam berbagai kondisi operasi
Sementara pelumas sintetis ester core memiliki pendekatan kimia molekuler berbasis ester yang dikembangkan melalui balapan motor dan otomotif ekstrem. Salah satu pelumas yang menggunakan teknologi ini adalah Motul 300V.

Baca Juga
Viral! Bocah Main Servis Motor, Jari Nyangkut di Blok Mesin Endingnya Minta Tolong Damkar
Fokus utama dari teknologi ini adalah reduksi gesekan internal mesin, sekaligus mempertahankan konsistensi pelumas pada suhu dan tekanan tinggi.
Berbeda dengan pelumas sintetis konvensional berbasis PAO (polyalphaolefin), ester core mengandalkan polaritas molekul tinggi dari senyawa ester, yang membuatnya lebih “melekat” pada permukaan logam. Sifat ini berperan dalam membentuk film pelindung yang lebih tahan terhadap geser dan tekanan, bahkan ketika suhu kerja melebihi 100°C.

Baca Juga