Semarang, Infojateng.id – Layanan perizinan investasi di Provinsi Jawa Tengah berjalan normal, pascademonstrasi yang terjadi di sejumlah wilayah pada 29–31 Agustus 2025.
Sejumlah layanan seperti pendampingan Online Single Submission (OSS), Nomor Induk Berusaha (NIB), dan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), tetap berlangsung kondusif.
Seperti terlihat di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Rabu (3/9/2025), layanan reguler berjalan normal.
Seorang staf perusahaan swasta di Kota Semarang, Agung, mengaku datang untuk meminta informasi terkait Nomor Induk Berusaha.
“Saya ke sini untuk membenarkan NIB, sekalian konsultasi. Layanannya baik, tetap lancar. Problemnya sudah di-solve (diselesaikan), tadi cuma ada kendala di error system, jadi saya menunggu beberapa waktu,” ujar Agung, saat ditemui di lobi DPMPTSP Jateng.
Dia mengatakan, selain prima, layanan di DPMPTSP Jateng diberikan secara cuma-cuma. Agung berharap, standar layanan tatap muka juga dimaksimalkan untuk layanan hotline.
Sementara itu, Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Roselasari mengatakan, layanan perizinan investasi di kantornya tetap berjalan normal. Hal itu juga berlaku di 35 kabupaten/ kota, serta Mal Pelayanan Publik (MPP).
Data layanan perizinan di DPMPTSP Jateng sejak 29 Agustus hingga 2 September 2025 menunjukkan, layanan pendampingan dimanfaatkan 17 orang, sementara helpdesk melayani empat orang.
Meski demikian, Sakina mencatat adanya penurunan, meskipun tidak signifikan.
“Untuk proses perizinan investasi, sebetulnya bisa melalui aplikasi OSS RBA, di manapun bisa dilakukan. Pelaku usaha yang ke sini biasanya melakukan diskusi dan konsultasi, serta berharap bertemu petugas. Ada penurunan, tapi tidak signifikan, demikian pula di kabupaten/ kota,” ucapnya.
Terkait minat investasi dari luar negeri, Sakina mengatakan minat berinvestasi di Jawa Tengah tetap ada.
Pihaknya terus mendorong investor untuk menjalani usahanya di provinsi ini. Salah satunya, komunikasi dengan calon investor dari Tiongkok dan Korea Selatan, masih intens dilakukan untuk menjaga minat investasi di Jateng.
“Kami selalu berkomunikasi dengan calon investor terkait kondisi riil di Jawa Tengah, juga Kota Semarang yang sudah aman terkendali. Kami mengharapkan mereka tidak ragu-ragu berkunjung ke Jawa Tengah dalam waktu dekat,” tuturnya.
Seperti diketahui, realisasi investasi di Jawa Tengah pada semester pertama 2025 mencapai Rp45,58 triliun, atau 58,19 persen dari target investasi tahun ini.
Dari capaian itu, terserap tenaga kerja sebanyak 222.373 orang. Angka itu tercatat tertinggi dibanding empat provinsi lain di Pulau Jawa.
Dari jumlah tersebut, investor asing mendominasi dengan catatan investasi Rp25,63 triliun atau 56 persen.
Sementara itu, penanaman modal dalam negeri mencapai Rp19,95 triliun atau 44 persen. Penanaman modal tersebut berimbas pada penambahan proyek sebanyak 59.100 unit. (eko/redaksi)