Seni Ukir Jepara Diusulkan ke UNESCO Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

3 days ago 26

Jepara, Infojateng.id – Ketika seni ukir Jepara benar-benar terancam kelestariannya, maka menjadikan obyek kebudayaan tersebut sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), bisa saja menjadi upaya mengenalkan ukiran Jepara kepada dunia.

Predikat Jepara sebagai Pusat Ukir Dunia (The World Carving Center) tidak hanya slogan semata. Perlu dukungan semua pihak, agar ukiran dari Jepara mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai WBTB.

Langkah tersebut mendapat dukungan dari Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Lestari Moerdijat saat Seminar Pelestarian Ukir di Gedung Shima Jepara, Kamis (11/9/2025).

Terkait itu, Lestari Moerdijat menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan hal tersebut semaksimal mungkin. Mengingat Seni Ukir Jepara merupakan kekayaan intelektual warisan leluhur.

“Secara administratif proses pendaftaran seni ukir Jepara sebagai WBTB UNESCO membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk masyarakat dan komunitas yang ada di Jepara,”ujar Mbak Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat.

Menurutnya, ukiran Jepara tidak hanya sebuah karya seni, tetapi mahakarya dan harus dilestarikan.

Selanjutnya, proses pengajuan seni ukir Jepara sebagai WBTB UNESCO melalui mekanisme ekstensi ini masih sangat tergantung pada kesediaan Pemerintah Kota Konjic di Bosnia-Herzegovina.

Rerie sangat berharap, dukungan semua pihak dapat terus diwujudkan, sehingga kearifan lokal masyarakat berupa seni ukir Jepara tetap lestari dan segera diakui sebagai WBTB dunia.

“Pemerintah Indonesia terus menjalin komunikasi dengan Bosnia-Herzegovina, untuk menjadikan ukiran Jepara sebagai WBTB dari UNESCO,” terangnya.

Bupati Jepara Witiarso Utomo terus memperjuangkan ukiran Jepara sebagai WBTB dari UNESCO dengan meminta bantuan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.

“Seni ukir dari Jepara merupakan bukti kekayaan warisan leluhur bangsa, sehingga kami berupaya mendapatkan WBTB UNESCO, selain itu juga terus mengenalkan karya ukir Jepara ke seluruh penjuru dunia,” kata bupati.

Oleh sebab itu, lanjut dia, terkait pencatatan WBTB karya ukir Jepara nantinya akan dilakukan “Join Nomination” dengan negara tersebut. Istilah ini dalam konteks UNESCO merujuk pada pencalonan suatu warisan budaya atau alam untuk masuk dalam daftar Warisan Dunia (World Heritage) oleh lebih dari satu negara.

Proses pengusulan Warisan Budaya Takbenda maupun warisan benda untuk menjadi warisan budaya yang diakui oleh UNESCO bukanlah perkara yang mudah. Namun, bukan berarti tidak bisa dilakukan.

“Terkait persiapannya, Pemkab Jepara akan dibantu oleh Bu Rerie sapaan akrab Lestari Moerdijat bersama timnya. Yang jelas Bu Rerie sudah menyiapkan naskah akademik dan bahan lainnya termasuk nanti pengusulan ke UNESCO,” jelasnya.

Witiarso juga menegaskan komitmennya membentuk pasar ukir di dua tempat pada 2026, Desa Mulyoharjo dan Desa Tahunan. Langkah ini tidak hanya sebatas ceremonial, tetapi akan memberi dampak ekonomi bagi perajin ukir Jepara.

Ketua Yayasan Pelestari Ukir Jepara, Hadi Priyanto berencana menggelar demo ukir di kawasan wisata Pelabuhan Karimunjawa.

Hal ini bertujuan memperkenalkan ukiran Jepara kepada wisatawan domestik maupun mancanegara, sehingga tertarik dengan ukiran Jepara.

“Kami berencana mengadakan demo ukir di Pelabuhan Karimunjawa, sehingga menarik wisatawan untuk mengenalkan ukiran dari Jepara,” kata Hadi. (eko/redaksi)

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |