BANDAR LAMPUNG, iNews.id – Universitas Lampung (Unila) angkat bicara terkait kabar seorang mahasiswa diduga meninggal setelah mengikuti pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel). Korban bernama Pratama Wijaya Kusuma yang mengikuti diksar di kaki Gunung Betung, Pesawaran, Lampung pada 10-14 November 2024.
Sejak saat itu, kondisi tubuh tidak sesehat sebelumnya dan sering sakit hingga akhirnya meninggal dunia pada 28 April 2025.

Baca Juga
Zelensky Sebut Para Negosiator Rusia Idiot
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila Prof Nairobi mengatakan, pihak fakultas telah menerima laporan adanya indikasi kekerasan dalam Diksar Mahepel yang digelar pada November 2024.
Dia mengatakan, laporan awal muncul dari seorang peserta bernama Fariz yang mengeluhkan gangguan pendengaran. Dalam proses penanganan, fakultas menggelar sidang dengan panitia dan pembina alumni dan diakui adanya penyimpangan selama pelaksanaan Diksar.
Baca Juga
Ibu Pratama Mahasiswa Unila yang Tewas usai Diksar Ungkap Anaknya sempat Diancam
“Kami dapat laporan salah seorang melaporkan pendengarannya terganggu, ada indikasi kekerasan. Jadi kami melakukan sidang pimpinan bersama panitia dan pembina alumni yang hadir,” ujar Nairobi, Selasa (3/6/2025).