WASHINGTON, iNews.id - Israel marah dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara diam-diam bernegosiasi langsung dengan Hamas.
Utusan Trump untuk Penyanderaan Warga AS, Adam Boehler, baru-baru ini diwawancarai stasiun televisi Israel Channel 13, mengenai keputusan negaranya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan pejabat Hamas di Doha, Qatar.

Baca Juga
Terungkap! Negara Arab Siap Jamin Keamanan Israel dengan Imbalan Palestina Merdeka tapi Ditolak
Menurut Boehler, Trump memberi lampu hijau pembicaraan langsung setelah negosiasi antara Israel dan Hamas terhenti.
"AS sangat khawatir bahwa gencatan senjata pada saat itu sangat rapuh dan bahwa serangan bisa mengubahnya," kata Boelher, seperti dilaporkan kembali Al Jazeera, Selasa (11/3/2025).

Baca Juga
Survei: Dukungan Warga AS untuk Israel Melorot, Palestina Bertambah
Boehler juga merespons kemarahan Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer soal pertemuan itu. Dia tak peduli dengan sikap para pejabat Israel mengenai keputusan yang diambil Trump.
"Saya benar-benar tidak terlalu peduli tentang hal itu. Saya memahami kekhawatiran Dermer, namun kami juga memiliki kepentingan sendiri di AS. Saya yakin dan berharap beberapa interaksi tersebut dapat mempercepat segalanya," ujarnya.

Baca Juga
Badan Intelijen Israel Shin Bet Kebobolan, Akui Remehkan Hamas
Dia menyebutkan, kekhawatiran utama Dermer adalah AS mengizinkan pembebasan terlalu banyak tahanan Palestina, sementara sandera Israel yang dibebaskan hanya beberapa saja.
Pembicaraan ini, lanjut Boehler, akan menentukan gencatan senjata tahap kedua.
Editor: Anton Suhartono