SEOUL, iNews.id - Maskapai Korea Selatan (Korsel) Korean Air mengungkap insiden memalukan atas penerbangan dari dari Seoul menuju Brisbane, Australia. Pilot dan kopilot baku hantam di kokpit setelah berdebat mengenai penerapan status daurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol pada Desember lalu.
Keduanya terlibat debat sengit selama penerbangan pada Desember lalu. Puncaknya, setelah pesawat mendarat di Brisbane, mereka meluapkan kemarahan dengan saling adu jotos, seperti dilaporkan Korea Herald, dikutip Selasa (8/4/2025).

Baca Juga
Militer Iran Siaga Tinggi, Peringatkan Negara-negara Arab Tak Dukung AS Serang Teheran
Akibat kejadian itu pilot dan kopilot menderita luka hingga dilarikan ke rumah sakit setempat.
Saat itu Korean Air mengirim kru pengganti untuk menerbangkan pesawat kembali ke Seoul 2 hari kemudian, sementara pilot dan kopilot menjalani perawatan. Maskapai menegaskan keduanya telah dipecat setelah komite disiplin perusahaan melakukan penyelidikan atas insiden itu.

Baca Juga
Breaking News: Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Resmi Dimakzulkan
Untuk mencegah terulangnya insiden serupa, Korean Air melakukan pelatihan untuk para kru mengenai pedoman aturan perusahaan.
Yoon menerapkan status darutat militer pada 3 Desember lalu, namun hanya berlaku sekitar 6 jam sebelum dibatalkan oleh parleman. Alasannya, Yoon menganggap kondisi negara sedang genting dalam menghadapi ancaman antek-antek Korea Utara di negaranya, merujuk pada kubu oposisi di parlemen yang selalu menggagalkan program-program pemerintah, termasuk anggaran.

Baca Juga
Horor! Pesawat Aerobatik Jatuh saat Pertunjukan Udara di Hadapan Ribuan Orang
Keputusan menerapkan status darurat miiter itu harus dibayar mahal oleh Yoon. Pada pertengahan Desember dia dimakzulkan oleh parlemen Majelis Nasional. Kemudian pada 4 April lalu, Mahkamah Konstitusi mengesahkan pemakzulan itu sehingga Yoon dicopot dari jabatannya.
Dia menjadi presiden Korsel kedua yang dimakzulkan setelah sebelumnya Park Geun Hye pada 2017.

Baca Juga
Pilot Lupa Bawa Paspor, Pesawat United Airlines Bawa 270 Orang Tujuan China Putar Balik ke AS
Editor: Anton Suhartono